Berita Terbaru Kabupaten Nganjuk

Siswa SMA Bina Insan Mandiri Nganjuk Kembangkan EBT, Buat Inovasi Kincir Angin Pembangkit Listrik

Siswa SMA Bina Insan Mandiri Nganjuk membuat kincir angin sebagai tenaga pembangkit listrik di sekolahnya. Berikut cerita lengkapnya

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: eben haezer
ist
Siswa SMA Bina Insan Mandiri, Dusun Baron Timur, Desa Baron, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk, tengah mengecek kincir angin buatannya. Energi yang dihasilkan kincir angin digunakan untuk menghidupkan piranti WiFi dua ruangan laboratorium, Kamis (31/10/2024).  

Sri melanjutkan, energi dari kincir angin ini dipergunakan untuk menyalakan piranti Wi-Fi di ruang laboratorium fisika dan komputer.

Daya tahan aki dalam menyalurkan listrik ke router Wi-Fi bisa sampai 3 hari.

"Tujuan selanjutnya yaitu supaya kincir angin bisa menghidupkan lampu lapangan sekolah," terangnya.

Tanamkan Pemahaman Pentingnya Energi Baru Terbarukan Lewat Pembelajaran di Sekolah

SMA Bina Insan Mandiri mengimplementasikan kurikulum Merdeka dalam kegiatan pembelajaran. Di dalam kurikulum itu terdapat muatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Salah satu di antara tujuh tema di P5, termaktub rekayasa teknologi.

"Selama 3 tahun sekolah, siswa harus menyelesaikan tujuh tema. Salah satunya tema rekayasa teknologi. Di tema tersebut, kami ingin memberikan pengetahuan kepada seluruh siswa untuk mengetahui Energi Baru Terbarukan (EBT)," ucap Kepala Sekolah SMA Bina Insan Mandiri, Wijaya Kurnia Santoso. 

Wijaya menilai EBT sangat penting bagi kehidupan. Pasalnya, EBT tak menimbulkan polusi maupun emisi karbon sehingga kelestarian alam bisa terjaga.

"Kita tahu bahwa energi listrik menggunakan bahan bakar fosil tetapi efeknya tidak baik bagi lingkungan. Sehingga sangat penting mengajarkan kepada siswa mengenai pentingnya energi bersih. Maka dari itu kami mengajak para siswa untuk membuat tugas prototipe kincir angin," ucapnya. 

Ia menjelaskan, sekolah turut hadir untuk memfasilitasi para siswa, untuk membuat kincir angin melalui optimalisasi anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP).

"Kincir angin karya siswa sekarang pakai besi, bukan menggunakan pipa jadi terhitung lebih kuat. Di samping itu, siswa mendapat ilmu, mulai dari perakitan, observasi, analisis, dan membuat laporan mengenai EBT medium kincir angin. Harapan kami nantinya, siswa punya bekal untuk mengembangkan ilmu ini di tahap selanjutnya, yakni perguruan tinggi," ucapnya. 

Wijaya menambahkan, belum ada pihak yang serius untuk mengoptimalkan energi angin di Nganjuk. Dia berangan, suatu saat ada investor yang mengembangkannya. 

"Kami ingin menunjukkan prototipe kincir angin yang dibuat siswa. Hasil dari penelitian siswa dan guru memang Kota Nganjuk anginnya fluktuatif. Tapi paling tidak dengan julukan Kota Angin, dapat dimaksimalkan untuk proyek kincir angin," tambahnya.

Potensi Angin di Nganjuk Sempat Dilirik Investor dari Tiongkok 

Perusahaan bidang energi yang berpusat di Tiongkok, Envision pernah membidik Kabupaten Nganjuk sebagai tempat pengembangan PLTB pada tahun 2022. Bahkan, perusahaan itu telah melakukan studi data sekunder di Nganjuk.

"Mereka sudah melakukan persentase dengan kami dan memetakan wilayah atau titik perencanaan," ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Nganjuk, Judy Ernanto.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved