Kisah Inspiratif

Cerita Guru Tunanetra di Sidoarjo Dimudahkan Mengakses Layanan BPJS Kesehatan

Atung Yunarto Guru Tunanetra asal Sidoarjo Jawa Timur yang mendapatkan layanan inklusif dari BPJS Kesehatan.

|
Penulis: Farid Mukarom | Editor: faridmukarrom
Farid
Atung Yunarto Guru Tunanetra asal Sidoarjo Jawa Timur yang mendapatkan layanan inklusif dari BPJS Kesehatan. 

"Saya ditunggu di luar, sepertinya petugas ingin memastikan bahwa saya bisa memesan ojek online dengan benar. Bahkan sampai ojek itu datang, petugas tadi masih ada di samping saya," tuturnya, menggambarkan dedikasi petugas dalam memberikan pelayanan.

Atung menambahkan bahwa sebenarnya petugas BPJS Kesehatan bisa saja melanjutkan pekerjaan lainnya setelah membantu mengurus pindah Faskes. Namun, petugas tersebut memilih untuk tetap menemaninya hingga ojek datang.

"Saya tidak tahu apakah itu SOP (Standar Operasional Prosedur, red) atau inisiatif petugasnya saja, tetapi saya benar-benar ditunggu sampai ojek itu datang. Jujur saya sangat senang dengan pelayanan yang diberikan," ungkapnya.

Kalau pelayanan petugas sudah cukup ramah terhadap disabilitas, Atung pun berharap infrastruktur pelayanan di setiap kantor BPJS Kesehatan dan di fasilitas-fasilitas kesehatan, juga semakin aksesibel. 

“Kalau di faskes, kondisinya mungkin beragam ya. Khususnya terkait infrastruktur. Ada yang mungkin masih belum aksesibel. Nah, yang diharapkan oleh kami para disabilitas adalah itu, sehingga kami bisa mandiri dan tetap aman dalam mengakses layanan kesehatan,” pungkasnya. 

Makin Inklusif

Menciptakan pelayanan inklusif untuk disabilitas memang jadi standar utama BPJS Kesehatan.

Ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 yang pada Pasal 53 ayat 3.

Ayat itu menegaskan bahwa setiap penyandang disabilitas berhak memperoleh akses atas fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar, aman, bermutu, dan terjangkau.

Tujuannya adalah memastikan bahwa setiap layanan kesehatan yang diberikan tidak hanya memenuhi standar kualitas, tetapi juga menjunjung tinggi prinsip inklusi dan kenyamanan bagi semua lapisan masyarakat, khususnya penyandang disabilitas.

Eva Rosdiana, Frontliner BPJS Kesehatan di Kota Kediri, menceritakan pengalaman saat melayani peserta disabalitas.

Kata dia, sudah kewajibannya untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan inklusif kepada semua peserta, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Kata Eva, di kantor BPJS Kesehatan, ada 3 loket utama yang disediakan untuk melayani masyarakat. Salah satunya loket prioritas.

"Loket C ini khusus untuk melayani peserta prioritas, seperti ibu yang membawa bayi atau anak kecil, ibu hamil, orang tua lanjut usia, dan penyandang disabilitas. Kami ingin memastikan bahwa mereka mendapatkan pelayanan yang cepat dan efektif tanpa harus menunggu lama," tutur Eva.

"Kami menyadari bahwa penyandang disabilitas memerlukan dukungan ekstra dalam mengakses layanan kesehatan. Oleh karena itu, kami selalu siap untuk membantu mereka dalam setiap proses administrasi dan memberikan informasi yang mereka butuhkan," katanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved