Berita Terbaru Kabupaten Trenggalek

8 Ribu Ton Ikan Ditangkap Nelayan Kabupaten Trenggalek Pada Semester 1, Harga Anjlok Jadi Dampak

Produksi Ikan Tangkap Laut di Kabupaten Trenggalek Semester Pertama Capai 8 Ribu Ton, Harga Anjlok Karena Stok Melimpah 

Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: Rendy Nicko
Sofyan Arif Chandra/TribunMataraman.com
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek  

TRIBUNMATARAMAN.COM, TRENGGALEK - Produksi perikanan tangkap laut Kabupaten Trenggalek pada semester pertama tahun 2024 mencapai 8.754,76 ton. Jenis ikan yang paling banyak ditangkap oleh nelayan adalah Ikan Layang, Lemuru, dan Tongkol.

Angka tersebut menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Trenggalek, Cusi Kurniawati masih jauh dari target yang dicanangkan pada tahun 2024.

"Produksi ikan tangkap laut kita sampai bulan Juni 2024 sebesar 8.746,76 Ton. Jika dibandingkan dengan target Tahun 2024 sebesar 28.171,90 Ton, masih tercapai sekitar 31 persen," kata Cusi, Rabu (31/7/2024).

Cusi optimis target tersebut bisa tercapai, apalagi jika melihat siklus tahunan, pada bulan Agustus, September dan Oktober selalu terjadi peningkatan yang cukup signifikan karena 3 bulan tersebut merupakan puncak musim ikan.

Menurut Cusi, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan ikan nelayan, salah satunya adalah cuaca.

"Saat musim kemarau kecenderungan hasil tangkapan meningkat. Sebaliknya jika curah hujan tinggi hasil tangkapan akan menurun," lanjutnya.

Selain cuaca, pemanfaatan teknologi dan penggunaan alat bantu penangkapan ikan seperti rumpon, fish finder, GPS, dan lainnya juga mempengaruhi hasil tangkapan ikan nelayan.

Semakin lengkap dan canggih alat yang digunakan maka tangkapan ikanpun akan semakin optimal.

Dalam kesempatan itu, Cusi juga mengungkapkan harga ikan hasil tangkapan nelayan Tahun 2024 relatif lebih rendah dibandingkan Tahun 2023. 

Penyebabnya adalah daya serap pasar yang lemah, sedangkan stok ikan melimpah, dan cold storage penuh, sehingga ikan harus cepat terjual agar tidak busuk.

"Kualitas ikan juga mempengaruhi dimana jika kualitas ikan jelek (misal pecah perut) dan ukuran di bawah standar, maka harganya juga rendah karena tidak bisa masuk pemindangan," lanjutnya.

Melihat hal itu, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Trenggalek berupa untuk memberikan pemahaman kepada nelayan tentang pentingnya menjaga kualitas hasil tangkapan, bukan hanya mengejar kuantitas saja. 

Pemkab Trenggalek juga menggencarkan sosialisasi Gemarikan untuk meningkatkan daya serap pasar lokal, sembari mendukung gerakan mencegah Stunting pada anak.

"Selain itu kita juga membuka titik pemasaran baru melalui B to B (Business to Business), dan upaya hilirisasi dengan meningkatkan pengolahan produk perikanan melalui bimtek pengolahan, bimtek pemasaran, pemberian bantuan peralatan sampai dengan meningkatkan investasi di sektor pengolahan hasil perikanan," pungkasnya.

(Sofyan Arif Chandra/TribunMataraman.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved