BPJS Kesehatan

Dapat Kemudahan Layanan, Penyintas Gagal Ginjal Asal Kediri Tertolong Program JKN

Dapat Kemudahan Layanan, Penyintas Gagal Ginjal Asal Kediri Tertolong Program JKN

Editor: Rendy Nicko
Dokumen BPJS Kesehatan
Wawan Eko Prasetyo (30), penyintas gagal ginjal yang terbantu dengan Program JKN BPJS Kesehatan 

TRIBUNMATARAMAN.COM -  Mendekati satu dekade penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), telah banyak yang merasakan manfaatnya.

Seperti kisah Wawan Eko Prasetyo yang sangat terbantu dengan adanya Program JKN.

Pria berusia 30 tahun ini tidak menyangka akan menjadi penyintas gagal ginjal di usianya yang terbilang masih muda, Kini ia harus menjalani cuci darah (Hemodialisa) secara rutin.

“Awal tahu kalau sakit itu belum punya JKN. Pada saat sudah didiagnosa kena gagal ginjal sampai harus cuci darah itu akhirnya saya mengurus JKN. Awalnya pasti kaget, sudah kena gagal ginjal di usia masih muda. Bersyukur terbantu dengan adanya Program JKN,” ujarnya.

Wawan menceritakan, diagnosa awal dokter adalah sakit lambung. Sakit yang tidak dirasa, semakin lama semakin parah, akibat pola hidup dan minuman yang dikonsumsinya.

Wawan mengaku sering minum minuman energi dan minuman sasetan.

“Pertama kali saya sakit lambung. Tetapi sama saya tidak dirasa sakitnya, akhirnya naik ke ginjal. Saya terlalu sering minum salah satu minuman energi, minum minuman saset,” ucapnya.

Selama mendapatkan pelayanan kesehatan, termasuk Hemodialisa, Wawan merasakan pelayanan yang bagus. Ia tidak mendapatkan perbedaan pelayanan.

“Pelayanannya bagus. Saya tidak dibedakan dengan pasien lain, sama semuanya. Enak,” ujarnya sambil tersenyum.

Tidak hanya itu, dengan menggunakan JKN untuk pelayanan kesehatannya, Wawan merasa dimudahkan, adanya kepastian pelayanan untuk dirinya. Ia juga tidak mengeluarkan biaya tambahan, termasuk untuk obat-obatan yang harus dikonsumsinya secara rutin.

“Pakai JKN itu lebih gampang. Maksudnya, tidak mengeluarkan biaya tambahan, pasti dilayani, dan yang pasti saya tidak membebani orang tua,” jelasnya.

Semetara itu, untuk kemudahan lain yang dirasakan Wawan yaitu ketika ingin mendapatkan pelayanan di Fasilitas Kesehatan. Ia mengaku memanfaatkan Aplikasi Mobile JKN untuk mengakses antrean online, sehingga ia tidak perlu mengantre lama di Fasilitas Kesehatan.

“Mau daftar antrean itu juga mudah, bisa pakai Aplikasi Mobile JKN. Saya pakai Aplikasi Mobile JKN ini untuk rujukan. Ya tinggal pencet saja, sudah langsung ada nomor antreannya. Tidak perlu antre lama. Kalau mau kontrol juga tinggal pencet saja di handphone,” katanya.

Seandainya tidak menggunakan JKN, Wawan menyebut untuk sekali Hemodialisa mungkin akan menghabiskan biaya kurang lebih Rp 2juta. Sedangkan ia harus menjalani Hemodialisa rutin seminggu dua kali.

“Hemodialisa ini seterusnya, seumur hidup saya. Kalau tidak pakai JKN mungkin saya sudah meninggal. Biayanya mahal kalau ditanggung sendiri. Terbantu lah pakai JKN ini,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved