Belajar Dari Vietnam, Desa Wisata Durensari Trenggalek Akan Punya Pabrik Olahan Durian Skala Ekspor

TRIBUNMATARAMAN.COM - Desa Wisata Durensari, Desa Sawahan, Kecamatan Watulimo, telah mengharumkan nama Kabupaten Trenggalek dengan menyabet penghargaan dalam ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia) 2023.

Desa Wisata Durensari menyabet juara tiga dalam kategori Kelembagaan dan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) (Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, dan Kelestarian Lingkungan).

Kendati sudah mendapatkan penghargaan tingkat nasional, desa tersebut kembali menyiapkan inovasi dengan mengoptimalkan potensi 650 hektar lahan hutan durian yang dimiliki.

Kepala Desa Sawahan, Yani Prasongko baru-baru ini dikirim Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin ke Vietnam untuk mendapatkan ilmu industrialisasi dan pemasaran buah durian.

"Pengolahan durian montong ini ternyata lebih bagus di Vietnam daripada Thailand, untuk itu saya ditugaskan ke Vietnam oleh Pak Bupati," kata Yani, Minggu (10/9/2023).

Ada sejumlah ilmu yang ia dapatkan di Vietnam. Salah satunya adalah panen durian yang bisa dilakukan kapan saja dengan teknologi pupuk dan obat-obatan yang modern.

Namun hal tersebut menurut Yani tidak akan diterapkan di Desa Durensari karena ia memilih menunggu masa panen secara alami tanpa pupuk kimia.

Sedangkan ilmu yang akan diterapkan di Desa Durensari adalah metode ekspor durian montong Vietnam yang selama ini dikirim untuk memenuhi permintaan pasar ke berbagai negara mulai dari Cina bahkan Amerika.

"Kita akan membuat pabrik untuk bisa memproses durian Montong seperti di Vietnam," lanjutnya.

Pihak Vietnam sendiri telah beberapa kali ke Trenggalek dan meyakini Desa Wisata Durensari mempunyai potensi yang bagus untuk ikut memenuhi permintaan pasar durian Montong.

"Kita panen durian dengan kematangan 70-80 persen lalu dikupas dan dimasukkan ke freezer atau cold storage. Ada beberapa tahapan pengolahan lagi sebelum akhirnya diekspor ke Cina," ucap Yani.

Cina menjadi salah satu tujuan utama selain Amerika karena permintaan durian montong di negeri tirai bambu tersebut sedang tinggi.

"Kita akan membuat pasta juga, yang akan dikonsumsi di dalam negeri," lanjutnya.

Eksekusi pembangunan pabrik tersebut akan dilakukan pada bulan September - Oktober 2023.

Nantinya, Mas Ipin, sapaan akrab Mochamad Nur Arifin akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menghadirkan cold storage di Durensari.

Cold storage ini merupakan instrumen penting untuk menyimpan durian yang sudah dikupas agar tidak busuk.

Selain itu, Yani sendiri akan melakukan penjajakan ke daerah lain untuk memenuhi kebutuhan bahan baku durian montong, karena pengolahan durian yang direncanakan memang khusu durian yang mempunyai daging tebal.

Sedangkan durian lokal Trenggalek mayoritas mempunyai daging yang lebih tipis walaupun secara rasa lebih legit dibandingkan durian montong.

"Di Vietnam perhari pengolahannya bisa 100 ton, sedangkan yang kita punya sekarang jauh dari itu," jelas Yani.

Yani yang juga lama bergelut di bidang budidaya dan jual beli durian akan mencoba melihat langsung potensi durian rekannya mulai di Madiun, Banyuwangi, hingga Bali.

Sedangkan untuk sumberdaya manusia (SDM) yang akan dikaryakan di pabrik tersebut sudah ia siapkan yaitu 20-50 orang warga lokal Durensari yang sudah lama bergelut di dunia buah durian.

"Kita maksimalkan warga, karena tujuan yang paling utama dari semua ini adalah mengangkat ekonomi masyarakat kita," pungkasnya.

(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer