Berita Terbaru Kabupaten Trenggalek

Lindungi Konservasi Penyu, Green Belt Akan Dibangun di Pantai Kili-kili Trenggalek

Untuk pelestarian habitat penyu, akan dibangun sabuk hijau atau green belt sebagai pembatas penggunaan lahan dengan lokasi konservasi penyu

Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/sofyan arif candra
Konservasi Penyu Pantai Kili-kili, Dusun Bendogolor, Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Desa Wonocoyo di Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek masuk nominasi penerima penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) tahun 2023 kategori Lestari.

Desa di pesisir selatan Kabupaten Trenggalek tersebut mempunyai konservasi penyu di Pantai Kili-kili yang berangkat dari kesadaran masyarakat sekitar untuk menjaga ekosistem lingkungannya, baik darat maupun laut.

Untuk mengoptimalkan pelestarian habitat penyu, dalam waktu dekat akan dibangun sabuk hijau atau green belt sebagai pembatas penggunaan lahan dengan lokasi konservasi penyu.

Baca juga: Konservasi Penyu di Pantai Kili-kili Trenggalek Jadi Tanda Ekosistem Terjaga Baik

"Untuk sabuk hijau ini akan ada penanaman cemara udang tapi karena tidak ada hasil yang bisa dipanen maka di antara pohon cemara udang akan ada tabulampot atau tanaman buah dalam pot," kata Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, Jumat (18/8/2023).

Penempatan tabulampot tersebut tidak asal-asalan, melainkan akan dibuat membentuk jalur evakuasi ketika ada tsunami.

"Jadi ada tiga fungsi yaitu green belt lalu ketahanan pangan dan mitigasi bencana," jelas suami Novita Hardini ini.

Program-program kelestarian lingkungan, lanjut Mas Ipin juga digalakkan di desa-desa lain melalui program Adipura desa yang diikuti oleh 130 desa.

Dari program tersebut setiap tahunnya ada 14 desa di Trenggalek yang masuk kategori utama Proklim.

Selain sebagai mitigasi bencana, menurut Mas Ipin terjaganya kelestarian alam juga akan mendatangkan berkah ekonomi bagi desa tersebut.

Karena jika sebuah desa sudah bersih, asri, dan hijau maka akan mudah memolesnya untuk ditingkatkan menjadi desa wisata.

Apalagi jika wacana perdagangan karbon sudah terlaksana, menurut Mas Ipin akan menjadi sumber ekonomi bagi desa atau daerah yang ekologi dan lingkungannya terjaga.

"Jadi untuk green economynya bisa lewat pariwisata, CSR dan lain-lain sehingga bisa menjadi berkah ekonomi untuk warga," pungkasnya.

(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved