Berita Tulungagung

Kanker Serviks Jadi Penyakit Paling Ganas Nomor Satu Bagi Perempuan di Tulungagung

Dinkes Tulungagung mengingatkan, kanker serviks atau leher rahim masih menjadi ancaman nomor satu bagi kaum perempuan di Tulungagung

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
ist
Ilustrasi 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung mengingatkan, kanker serviks atau leher rahim masih menjadi ancaman nomor satu bagi kaum perempuan.

Keganasan kanker ini mengalahkan kanker payudara di posisi kedua.

Karena itu kaum perempuan diharapkan melakukan pemeriksaan rutin, untuk deteksi dini kanker serviks

"Angka secara nasional kanker serviks keganasannya mengalahkan kanker payudara. Demikian juga di Kabupaten Tulungagung," terang Kepala Dinkes Tulungagung, dr Kasil Rokhmat.

Sejak awal Januari hingga Agustus 2022 telah ditemukan 133 kasus kanker serviks.

Masih menurut dr Kasil, selama ini para penderita sudah datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi terlambat.

Karena itu angka kematian penyakit ini tergolong tinggi di antara perempuan.

"Kematian terjadi bisa karena pendarahannya. Atau karena sel kankernya sudah menyebar ke organ vital lain," papar dr Kasil.

Penyebab kanker secara umum bisa disebabkan faktor genetika.

Namun khusus untuk kanker serviks bisa disebabkan karena berganti-ganti pasangan.

Dalam kasus ini ada peran dari Human Papiloma Virus (HPV) yang menumbuhkan sel kanker.

Selain itu ada  faktor karena terlalu sering melahirkan, sehingga serviks sering robek lalu memicu tumbuhnya jaringan kanker. 

Cara pencegahan yang paling efektif adalah dengan deteksi dini.

"Pada perempuan yang punya garis keturunan pengidap kanker, disarankan setiap 6 bulan. Sementara wanita pada umumnya bisa satu tahun sekali," ucap dr Kasil.

Deteksi paling sederhana dengan metode  Inspeksi Visual Asal Asetat (IVA).

Metode ini bisa dilakukan di bidan atau Puskesmas.

Caranya leher rahim ditetesi dengan cairan asam tertentu dan didiamkan beberapa saat.

"Jika ada ada pertumbuhan sel yang tak normal, maka warnanya akan putih. Sama seperti bibir yang mau sariawan," ungkap dr Kasil.

Metode lainnya adalah dengan pap smear.

Cara ini dengan mengambil sel di serviks dan diuji di laboratorium.

Uji laboratorium akan melihat kemungkinan adanya sel tak normal, tanda awal kemungkinan tumbuhnya kanker.

Untuk upaya pencegahan, kini ada vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks yang disebabkan virus. 

Vaksin ini tidak bisa mengurangi risiko kanker serviks karena faktor genetika dan faktor seringnya melahirkan.

"Dengan vaksin HPV tentu akan bisa menurunkan angka pasien, karena ada sekian persin kanker serviks yang disebabkan virus," katanya.

Tanda awal yang bisa dikenali, bisanya perempuan akan pendarahan sebelum waktunya menstruasi.

Atau akan keluar darah saat melakukan hubungan badan, karena sel kanker  di serviks ini sangat rapuh. 

Namun sekali lagi dr Kasil mengingatkan, jika gejala ini sudah muncul, maka kondisinya sudah terlambat.

"Kalau sudah bergejala seperti itu, biasanya sudah telat. Kondisinya past sudah parah," tegasnya.

Dinkes Tulungagung juga akan melakukan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Salah satunya adalah pemberian vaksin HPV untuk siswi kelas 5 dan kelas 6.

(David Yohanes/TRIBUNMATARAMAN.COM) 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved