Kelangkaan Minyak Goreng
Siasat Pelaku UMKM di Trenggalek Hadapi Kelangkaan Minyak Goreng
Para pelaku usaha mikro kecil menengah atau UMKM di Kabupaten Trenggalek bersiasat di tengah minyak goreng yang harganya mahal dan stoknya langka.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eben haezer
Pertama, kondisi pasar yang melesu dampak Covid-19.
Kedua, harga bahan produksi terutama minyak goreng yang melambung dan stoknya yang tak semelimpah dulu.
"Beberapa kali saya kehabisan stok minyak goreng," kata dia.
Selain stok yang tak selancar dulu, harga minyak goreng yang naik juga berpengaruh dengan usahanya.
Untuk sekali produksi, Hardini membutuhkan sekitar 60 liter minyak goreng.
"Dulu harganya masih murah. Sekarang sekitar Rp 18 ribu per liter," kata dia.
Ia mengaku mengetahui adanya harga minyak goreng murah Rp 14 ribu per liter, yang merupakan program pemerintah untuk menekan harga komoditas tersebut.
Akan tetapi, stok minyak goreng seharga itu cukup sulit ditemui di pasaran.
Kalaupun ada, pembelian minyak goreng dibatasi per orang dengan antrean yang panjang.
Akibat dampak pasar yang lesu akibat pandemi dan biaya produksi yang bertambah, keuntungan yang didapat dari bisnis yang Hardini geluti juga signifikan.
"Dalam setahun ini, penurunannya sekitar 50 persen," katanya.