Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Warga Lima Desa di Tulungagung Ini Tidak Bisa Akses Layanan Listrik PLN

Warga dari lima desa di Kabupaten Tulungagung mengeluh ke DPRD setempat karena tidak menikmati listrik negara

Penulis: David Yohanes | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/David Yohanes
AUDENSI DPRD - Audensi warga dari 5 desa di bekas perkebunan Kaligentong Tulungagung audiensi dengan pimpinan DPRD Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (17/9/2025). Warga mengeluh karena puluhan tahun mereka tidak bisa mengakses layanan listrik PLN sampai merasa dianaktirikan oleh negara 

TRIBUNMATARAMAN.COM I  TULUNGAGUNG -  Belasan warga dari lima desa di bekas perkebunan Kaligentong di Kabupaten Tulungagung bagian selatan mendatangi DPRD Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (17/9/2025).

Lima desa itu adalah Desa Rejosari dan Desa Kalibatur di Kecamatan Kalidawir, Desa Kaligentong  dan Desa Panggungkalak di Pucanglaban, sera Desa Kersikan  Kecamatan Tanggung.

Mereka menyampaikan keluhan, karena puluhan tahun keberadaan mereka tidak bisa mengakses layanan listrik PLN.

Bahkan meski rumah warga ada di bawah tiang listrik, mereka tetap tidak bisa dilayani saat mengajukan sambungan listrik.

Sebelumnya warga sempat datang ke Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso untuk bertemu dengan Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo, namun bupati sedang ada di Kabupaten Gresik.

Lewat panggilan video,  Bupati berjanji akan menemui warga setelah pulang dari Gresik.

Warga pun beralih ke Kantor DPRD Tulungagung, untuk bertemu Ketua dan pimpinan dewan.

Baca juga: Tingkat Gemar Membaca Kabupaten Trenggalek Naik, Tapi IPLM Justru Turun

Sukirno, salah satu warga Desa Panggungkalak, mengatakan seluruh Dusun Kaligede yang berisi sekitar 80 keluarga sama sekali tidak ada yang bisa mengakses layanan PLN.

Selama ini mereka mengambil  listrik dari rumah kerabat yang jaraknya jauh, dengan sambungan kabel sendiri.

“Karena jaraknya jauh, hanya bisa untuk penerangan 3 sampai 4 lampu saja. Tidak bisa untuk menyalakan TV,” ungkapnya.

Selama ini banyak kabel berseliweran sampai menjuntai ke tanah, karena wilayah mereka ada di pegunungan.

Kabel ini sering kena sabit warga yang mencari rumput sehingga membahayakan.

Bahkan pernah ada warga yang terjerat kabel lehernya karena kabel yang berseliweran.

“Orangnya luka berat karena jatuh, sepeda motornya hancur. Untung saja saat itu kabelnya putus, tidak sampai menyetrum,” ungkap Sukirno.

Sukirno sempat emosi dalam forum karena merasa dianaktirikan sebagai rakyat Indonesia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved