Film

Tambang Emas Ra Ritek, Film Dokumenter Karya Anak Trenggalek Sabet Piala Citra FFI 2025

Film berjudul 'Tambang Emas Ra Ritek' dari Kabupaten Trenggalek berhasil meraih Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2025

Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/Tangkapan layar Festival Film Indonesia
Produser Film Tambang Emas Ra Ritek, Wahyu dan Sutradara Film Tambang Emas Ra Ritek, Alvina Nur Asmi menerima penghargaan piala citra Festival Film Indonesia (FFI) 2025, Kamis (20/11/2025). Film Tambang Emas Ra Ritek menjadi pemenang FFI 2025 dalam kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik. 

Ringkasan Berita:

TRIBUNMATARAMAN.COM, TRENGGALEK - Kabar baik datang dari dunia perfilman Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Film berjudul Tambang Emas Ra Ritek berhasil meraih Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2025, Kamis (20/11/2025).

Film yang disutradarai oleh Alvina Nur Asmi dan diproduseri oleh Wahyu ini berhasil keluar sebagai pemenang FFI 2025 dalam kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik.

Usai menerima penghargaan tersebut, Wahyu menuturkan film Tambang Emas Ra Ritek dikerjakan secara kolaboratif oleh berbagai komunitas di Kabupaten Trenggalek, mulai dari Serikat Suket, mahasiswa jimat dan jaringan advokasi tambang (Jatam).

"Penghargaan ini menjadi pemicu kami untuk terus berkarya tapi tidak hanya berhenti di situ, penghargaan ini juga menjadi pemicu untuk terus memperjuangkan lingkungan hidup dari segala bentuk ancaman perusakan lingkungan termasuk tambang emas," ucap Wahyu.

Sementara itu, Alvina menegaskan penghargaan tersebut tidak bisa diraih tanpa tim yang solid .

"Berkat tim yang solid akhirnya film kami bisa jadi dan mendapatkan penghargaan dari Festival Film Indonesia, terima kasih kepada orang yang terus berjuang mempertahankan ruang hidupnya," kata Alvina.

Warga Desa Jombok, Kecamatan Pule tersebut menjelaskan, Film Tambang Emas Ra Ritek merekam perjuangan masyarakat Trenggalek menolak kehadiran tambang emas di wilayahnya.

Film tersebut juga menjadi simbol keteguhan warga dalam menjaga lingkungan dari ancaman kerusakan alam

Baca juga: Jadwal Bola Liga 2 Kendal vs Persipura Jayapura, Tuan Rumah Siap Beri Kejutan

Vina menuturkan, film tersebut menampilkan kisah warga dari berbagai latar belakang, mulai petani, nelayan, perempuan, tokoh agama, seniman, hingga anak muda yang menilai tambang emas sebagai bentuk penjajahan gaya baru.

"Selain cerita tentang alasan warga Trenggalek tidak membutuhkan tambang emas, film ini memaparkan kronologi pertambangan emas di Trenggalek mulai dari babak eksplorasi hingga eksploitasi," ucapnya 

Kronologi tersebut sengaja ia tampilkan agar masyarakat tahu informasi lebih detail pertambangan emas di Trenggalek.

Sedangkan ide film mulai digarap sejak Februari 2025 dengan tahap pra-produksi yang berfokus pada pengumpulan arsip berita, foto, dan video perjuangan warga.

Produksi dilanjutkan pada Maret - April dengan pengambilan gambar di sejumlah titik konsesi tambang emas. Tahap pascaproduksi rampung pada Mei 2025.

"Kami menggelar nonton bareng (nobar) perdana di Kecamatan Kampak, wilayah yang pertama akan dieksploitasi oleh perusahaan tambang emas," jelasnya.
 
Nobar tersebut mendapatkan apresiasi dan antusiasme yang tinggi dari warga setempat, sekitar 100 penonton dari berbagai kecamatan turut hadir, seperti Pule, Tugu, Watulimo, Munjungan, Panggul, Pogalan, Dongko, Gandusari, hingga Karangan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved