Bandara Dhoho Kediri

Berikut Alasan Bandara Dhoho Masih Berhenti Beroperasi, Gubernur Khofifah Surat Menhan

Pemprov Jatim sedang mengupakan kembali dibuka ya operasional Bandara Dhoho Kediri, terutama untuk keberangkatan haji dan umrah

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/Fatimatuz Zahroh
Kepala Dinas Perhubungan Jatim Nyono saat diwawancara di kantornya, Rabu (15/10/2025). Ia menegaskan bahwa Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa baru saja mengirim surat ke Menteri Pertahanan guna mendorong agar pemerintah pusat memfasilitasi operasional Bandara Dhoho Kediri sebagai bandara internasional 

TRIBUNMATARAMAN.COM I SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tengah getol dan intens mengupayakan operasional kembali bandara Dhoho Kediri.

Sebagaimana diketahui, sejak diresmikan Oktober 2024 lalu, bandara Dhoho berhenti beroperasi sejak bulan Juni 2025. 

Terbaru, Gubernur Khofifah baru saja mengirimkan surat ke Menteri Pertahanan meminta agar Pemprov Jatim difasilitasi agar Bandara Dhoho Kediri bisa segera beroperasi sebagai bandara internasional.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur Nyono menegaskan bahwa surat tersebut dilayangkan agar segera ada putusan menteri terkait status bandara Dhoho untuk ditingkatkan sebagai bandara internasional sehingga bisa segera melayani penerbangan internasional termasuk diantaranya untuk umrah dan haji. 

“Kami sekarang memang sedang intens berupaya untuk mengaktifkan kembali bandara Dhoho. Ibu Gubernur bersurat juga ke Menhan agar bandara Dhoho bisa ditetapkan sebagai bandara internasional,” kata Nyono saat diwawancara di kantornya, Rabu (15/10/2025).

Nyono kemudian menjelaskan bahwa alasan berhenti operasinal bandara Dhoho bukan karena sepi penumpang. Melainkan belum adanya titik temu antara pengelola bandara dengan TNI AU. 

Baca juga: Pulang Paksa, Siswa Korban Keracunan MBG di Tulungagung Kembali Masuk Rumah Sakit


Saat ini belum ada kesepakatan untuk penggunaan ruang udara di kawasan bandara Dhoho yang masih ada irisan dengan ruang udara di Lanud Iswahyudi.

“Jadi sampai sekarang masih belum beroperasi kembali. Kendalanya adalah belum adanya win win solution terkait ruang udara yang dipakai latihan dan pusat militer, kan itu kawasan Lanud Iswahyudi, jadi di situ sering ada latihan pesawat F16,” tegas Nyono.

Dengan surat yang dilayangkan oleh Gubernur Khofifah, pihaknya berharap agar pemerintah pusat juga membantu memfasilitasi pencarian jalan tengah.

Sebab seharusnya hal ini bisa diatasi dengan duduk bersama mencari titik temu.

Seperti halnya operasional bandara Abdul Rachman Saleh yang juga dekat dengan pangkalan udara Abdul Rachman Saleh. Ketika ada pesawat militer beroperasi atau sedang digunakan latihan maka bandara berhenti sementara atau penerbangan dibatalkan.

Meski begitu Nyono menegaskan bahwa saat ini sudah ada maskapai baru yang akan masuk dan beroperasi ketika Bandara Dhoho kembali buka.

Maskapai Super Air Jet akan melayani rute penerbangan dari dan menuju bandara Dhoho.

“Kalau dulu yang beroperasi kan Citilink. Ini yang akan masuk adalah Super Air Jet. Akan melayani penerbangan tujuan Dhoho-Jakarta dan Dhoho-Balikpapan,” tegasnya.

Baca juga: Komentar Bupati Fawait Tentang Berhentinya Penerbangan Fly Jaya Rute Jember - Jakarta

Pihaknya berharap akan ada keputusan yang baik untuk kelanjutan pelayanan bandara Dhoho.

Sebab secara infrastruktur di sana sudah sangat mumpuni untuk menjadi bandara internasional.

Selain itu keberadaan bandara Dhoho juga dinilai akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi kawasan selatan Jatim, mengurangi ketimpangan pembangunan, dan memperkuat akses transportasi khususnya menggunakan udara.

 

(Fatimatuz Zahroh/TribunMataraman.com)

Editor : Sri Wahyunik

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved