Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Dalam Seminggu 3 Nyawa Melayang di Jalur Kereta Api Tulungagung, KAI Beri Pernyataan

Penulis: David Yohanes
Editor: eben haezer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MENGEVAKUASI KORBAN - Petugas mengevakuasi tubuh Anik Sutrianik (48), korban tewas tertabrak kereta api di Desa Gilang, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada Senin (24/2/2025) sekitar pukul 05.00 WIB. Kecelakaan terjadi karena korban berjalan di tengah rel sambil menelepon. (tribunmataraman.com / david yohanes)

TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG - Dalam satu minggu ada 3 nyawa manusia melayang karena tertabrak kereta api di  jalur Rejotangan-Ngunut, kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. 

Yang terbaru, Anik Sutrianik (48) warga Desa Gilang, Kecamatan Ngunut  tewas tertabrak kereta api Komuter Penataran Senin (24/2/2025) sekitar pukul 05.00 WIB di lintasan kereta api desa setempat.

Sebelum kecelakaan ini, Anik memetik daun jeruk purut di kebun yang ada di tepi jalur kereta api desa setempat.

Baca juga: Asyik Menelepon di Tengah Rel, Perempuan Asal Ngunut Tulungagung Tewas Tertabrak Kereta Api

Saat pulang, Anik berjalan di tengah rel kereta api sambil menelepon.

Sementara dari arah belakangnya melaju kereta api Komuter Penataran yang baru keluar dari Stasiun Rejotangan.

Berulang kali masinis menyalakan klakson kereta api, namun Anik tetap asyik menelepon di tengah jalur kereta api.

Nahas, tubuh ibu 1 anak ini tertabrak kereta api hingga membuatnya meninggal dunia di lokasi kejadian, dengan kondisi memprihatinkan.

Sehari sebelumnya, Minggu (23/2/2025) sekitar pukul 16.30 WIB, Siti Purwaningsih (44) tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang Dusun Pakunden, Desa/Kecamatan Rejotangan.

Saat itu Siti mengendarai sepeda motor Honda Vario melaku di Jalan Raya Rejotangan yang sejajar dengan jalur rel kereta api.

Siti melaju dari arah barat langsung berbelok ke kiri atau ke utara, langsung melintasi rel kereta api tanpa berhenti dan tengok kanan kiri.  

Sementara pada saat bersamaan melaju kereta api Komuter Dhoho juga dari arah barat.

Siti yang masih di atas sepeda motor tertabrak kereta api yang melaju hingga membuatnya meninggal dunia di lokasi kejadian.

Seminggu sebelumnya, tepatnya Selasa (18/2/2025) Dwi Djatmiko (65) asal Kota Blitar tertabrak kereta api di Desa Aryojeding, Kecamatan Rejotangan pada sekitar pukul 05.00 WIB.  

Saat itu korban meninggal dunia dengan kondisi yang parah usai tertabrak kereta Komuter Penataran. 

Petugas tidak menemukan identitas di tubuh korban, sehingga proses identifikasi harus menggunakan pengenalan sidik jari. 

Tanggapan KAI

Manager Humas PT KAI Daop 7 Madiun, Rokhmad Makin Zainul, menyayangkan masih terjadi temperan kereta api di perlintasan sebidang.

“Kami tidak bosan-bosannya mengingatkan masyarakat untuk waspada dan disiplin, serta mematuhi rambu-rambu lalu lintas saat melewati perlintasan sebidang," ujar  Zainul lewat keterangan tertulis.

Pada kejadian di perlintasan Dusun Pakunden, kereta api Komuter Dhoho mengalami kendala setelah benturan, serta ada sarana yang rusak.

Zainul juga meminta pengguna jalan tertib, memperhatikan sekitar sebelum melintasi perlintasan sebidang untuk menghindari dari kecelakaan.

Selama ini KAI Daop 7 Madiun menggandeng komunitas pecinta kereta (Railfans) untuk sosialisasi keselamatan di perlintasan sebidang.

“Kami juga menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah kabupaten/kota yang memiliki perlintasan kereta api,” tegasnya.

KAI Daop 7 Madiun juga aktif melakukan sosialisasi keselamatan bagi warga yang berada di sekitar jalur kereta api.

Termasuk sosialisasi kepada para pelajar yang sekolahnya dekat jalur kereta api agar tidak beraktivitas di sekitar rel kereta api.

Zainul mengingatkan, keselamatan di perlintasan kereta api tanggung jawab bersama, mulai dari PT KAI, Pemerintah Daerah hingga masyarakat pengguna jalan.

“Sesuai Undang-undang nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 124, setiap pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api,” tandasnya.

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer