8. Kecamatan Kalitidu (18 Desa)
9. Kecamatan Kanor (25 Desa)
10. Kecamatan Kapas (21 Desa)
11. Kecamatan Kasiman (10 Desa)
12. Kecamatan Kadewan (5 Desa)
13. Kecamatan Kedungadem (23 Desa)
14. Kecamatan Kepohbaru (25 Desa)
15. Kecamatan Margomulyo (6 Desa)
16. Kecamatan Malo (20 Desa)
17. Kecamatan Ngambon (5 Desa)
18. Kecamatan Ngasem (17 Desa)
19. Kecamatan Ngraho (16 Desa)
20. Kecamatan Padangan (16 Desa)
21. Kecamatan Purwosari (12 Desa)
22. Kecamatan Sekar (6 Desa)
23. Kecamatan Sugihwaras (17 Desa)
24. Kecamatan Sukosewu (14 Desa)
25. Kecamatan Sumberejo (26 Desa)
26. Kecamatan Tambakrejo (18 Desa)
27. Kecamatan Temayang (12 Desa)
28. Kecamatan Trucuk (12 Desa)
Sosial Budaya
1. Budaya Njipangan
Bojonegoro, yang dulunya dikenal sebagai Jipang, merupakan wilayah yang dilalui oleh sungai Bengawan, yang mengalir dari Jipang Hulu (Margomulyo) hingga Jipang Hilir (Baureno).
Masyarakat di daerah ini memiliki budaya khas yang dikenal sebagai Budaya Njipangan, yang merupakan kombinasi dari Peradaban Pesisir (Tradisi Islam) dan Pegunungan (Tradisi Jawa). Oleh karena itu, masyarakat Bojonegoro memiliki keseimbangan antara aspek religius dan kebudayaan. Seni Kentrung, Seni Jedoran, Seni Sandur, dan Seni Wayang Thengul merupakan contoh dari perpaduan antara tradisi Pesisir dan Pegunungan, yang merupakan ciri khas Budaya Njipangan. Pertunjukan ini mengandung hikmah moralitas yang berkaitan dengan ajaran agama.
2. Tari tayub
Tayub adalah tari pergaulan yang sangat dikenal di kalangan masyarakat Bojonegoro dan sekitarnya. Tarian ini umumnya dibawakan oleh pria dan diiringi oleh gamelan serta tembang Jawa yang dinyanyikan oleh waranggono, dengan lirik yang penuh petuah dan ajaran.
Pertunjukan tari ini sering digunakan untuk meramaikan acara hajatan yang diadakan oleh warga Bojonegoro, serta berbagai kegiatan kebudayaan lainnya. Biasanya, dalam penyelenggaraan acara, tarian tayub ini sudah terorganisir dalam kelompok-kelompok tertentu yang memiliki nama khas masing-masing.
Kelompok tari tayub ini umumnya banyak dijumpai di Kecamatan Temayang dan Bubulan, yang berlokasi sekitar 30 km dari Kecamatan Kota Bojonegoro.
3. Wayang Thengul
Wayang Thengul adalah seni pertunjukan wayang khas Bojonegoro yang berbentuk tiga dimensi, diiringi oleh gamelan pelog/slendro, dan dalam pementasannya menceritakan kisah Menak dan Para Wali. Kesenian ini diciptakan oleh Ki Dalang Samjan Padangan dan sangat dipengaruhi oleh metode dakwah Para Wali.
Meskipun Wayang Thengul kini jarang dipertunjukkan, keberadaannya tetap dilestarikan di Kabupaten Bojonegoro, khususnya di Kecamatan Kanor. Nama Kanor berasal dari kata KANORAGAN, yang mengacu pada saat warok Ponorogo menunjukkan kekuatan kanoraganya di tengah pertunjukan reog Ponorogo dan Wayang Thengul. Daerah ini berjarak sekitar 40 km dari Kota Bojonegoro.
Saat ini, perkembangan Wayang Thengul telah meluas hingga keluar kota Bojonegoro, seperti di Ponorogo yang dikenal dengan Wayang YES. Wayang YES mendapatkan pelatihan langsung di Bojonegoro, namun memiliki perbedaan dalam tokoh cerita dan bahkan berkolaborasi dengan dangdut, jazz, serta reyog.
4. Sandur
Sandur adalah seni pertunjukan teater rakyat yang berkembang di Bojonegoro dan diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun 2018. Pertunjukan ini melibatkan sekelompok orang yang masing-masing memiliki peran tertentu, seperti anak wayang, germo, panjak ore, dan jaranan. Di Bojonegoro, ada empat tokoh utama dalam pertunjukan Sandur, yaitu Cawik, Pethak, Balong, dan Tangsil.
Pertunjukan Sandur dimulai oleh Panjak Ore yang memimpin tembang pembuka yang dinyanyikan oleh Germo.
Dalam adegan-adegan yang ditampilkan, Panjak Ore menari dan menyanyikan tembang sesuai dengan situasi yang sedang diperankan. Penyajian Sandur khas dengan kesederhanaan dan nuansa ritual sakral, yang ditambah aroma bunga, dupa, dan kemenyan.
Selain itu, terdapat tari Jaranan yang dilakukan dengan proses ndadi. Atraksi Kalongking yang menegangkan juga ditampilkan, di mana para penampil beraksi melompat-lompat di atas seutas tali atau tambang yang diikatkan antara dua tiang bambu setinggi 5-10 meter. Tiang-tiang ini dipasang di sisi timur dan barat arena pertunjukan dalam posisi tegak. Atraksi Kalongking menandakan berakhirnya pertunjukan Sandur.
5. Masyarakat Samin
Sandur adalah seni pertunjukan teater rakyat yang berkembang di Bojonegoro dan diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun 2018. Pertunjukan ini melibatkan sekelompok orang yang masing-masing memiliki peran tertentu, seperti anak wayang, germo, panjak ore, dan jaranan. Di Bojonegoro, ada empat tokoh utama dalam pertunjukan Sandur, yaitu Cawik, Pethak, Balong, dan Tangsil.
Pertunjukan Sandur dimulai oleh Panjak Ore yang memimpin tembang pembuka yang dinyanyikan oleh Germo. Dalam adegan-adegan yang ditampilkan, Panjak Ore menari dan menyanyikan tembang sesuai dengan situasi yang sedang diperankan. Penyajian Sandur khas dengan kesederhanaan dan nuansa ritual sakral, yang ditambah aroma bunga, dupa, dan kemenyan. Selain itu, terdapat tari Jaranan yang dilakukan dengan proses ndadi. Atraksi Kalongking yang menegangkan juga ditampilkan, di mana para penampil beraksi melompat-lompat di atas seutas tali atau tambang yang diikatkan antara dua tiang bambu setinggi 5-10 meter. Tiang-tiang ini dipasang di sisi timur dan barat arena pertunjukan dalam posisi tegak. Atraksi Kalongking menandakan berakhirnya pertunjukan Sandur.
Pariwisata
Bojonegoro memiliki beragam tempat wisata meskipun pengelolaannya belum optimal. Namun, hal ini tetap bisa menjadi daya tarik tersendiri. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Wisata Alam
1. Kayangan Api, di Sendangharjo
2. Waduk Pacal, di Kedungsumber
3. Wana Wisata Dander, di Dander
4. Bendungan Gerak Bojonegoro, di Ngringinrejo
5. Air Terjun Kedungmaor, di Temayang
6. Air Terjun Krondonan, di Gondang
7. Wisata Alam Negeri Atas Angin, di Sekar
8. Little Teksas Wonocolo, di Kedewan
9. Water Fun, di Ngunut Dander
10. Air Terjun Sujonopuro, di Sekar
11. Air Terjun Pucang, di Bubulan
12. Air Terjun Kedung Gupit, di Sekar
Wisata Keluarga
Dander Waterpark, di Dander
Go Fun Theme Park, di Jalan Veteran
Wisata Sejarah
Masjid Al Birru Pertiwi, di Dander
Masjid Agung Bojonegoro, di Kauman
Museum Rajekwesi, di Jawik
Klenteng Hok Swie Bio, di Sekaran
Sumurboto, di Dadapan, Sumberagung, Ngraho
Wisata Religi
Makam Wali Kidangan, di Sukorejo
Makam Buyut Dalem, di Karang Pacar
Makam Mbah Malang Negoro, di Ngasinan
Makam Raden Adipati Haryo Matahun, diNgraseh
Wisata Belanja
Swalayan Sultan Ratu Keraton, di Gajah
KDS Store Bojonegoro, di Sukorejo
Bravo Bojonegoro di Bojonegoro
Giant Supermarket Bojonegoro di Bojonegoro
Wisata Taman Kota
Taman Alun-alun Bojonegoro, di Kota Bojonegoro
Taman Rajekwesi, di Kota Bojonegoro
Taman Bengawan Solo, di Kota Bojonegoro
Taman Mlaten, di Kota Bojonegoro
Taman Kawasan Stadion H Soedirman, di Kota Bojonegoro
Taman Talun, di Sumberrejo
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman
(tribunmataraman.com/ Aulia)