“Tulungagung akan punya ibu. Jika kami memang, maka budaya yang akan menjadi panglima di Tulungagung,” katanya.
Lebih jauh, Budi menawarkan perubahan dalam pemerintahannya.
Salah satu program unggulan adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) gratis untuk rakyat miskin, serta mempermudah petani mengakses permodalan.
Budi juga menyebut Tulungagung sudah muak dengan pemimpin zalim dan suka menghamburkan uang.
“Pengawas pusing, karena apa yang diawasi, pembangunan hancur semua,” ucapnya.
Ia juga akan memastikan alokasi 20 persen APBD untuk pendidikan sesuai undang-undang.
Pergantian jabatan menegakkan sistem meritokrasi, tanpa uang dan bukan atas dasar suka atau tidak suka.
Untuk itu proses pemilihan pejabat akan melibatkan perguruan tinggi.
“Kami gandeng perguruan tinggi untuk mencari pemimpin di Tulungagung. Bukan like and dislike, atau wani piro,” pungkasnya.
Sementara Susi mengaku merasa aneh karena sebelumnya sebagai pembuka pendaftaran, dirinya mengantar pasangan dari PDI Perjuangan untuk mendaftar, Selasa (27/8/2024).
Saat itu Susi masih menjabat Ketua DPC PDI Perjuangan Tulungagung.
Sementara pada saat penutupan pendaftaran, dirinya yang diantar PKB sebagai calon wakil bupati.
“Pembukaan saya mengantar, penutupannya saya diantar,” ucap Susi.
(David Yohanes/TribunMataraman.com)