"Kamu itu,,,, sebenarnya Ikhlas ngga sih nganterin aku?" kata Gus Miek.
Pengantar ini pun tidak bisa bicara dan menjawab pertanyaan Gus Miek tersebut.
"Yaa udah, ayo marung saja, itu di depan ada warung. Lha malam-malam gini cari bensin kemana?, " cetus Gus Miek.
Pada akhirnya Gus Miek dan KH Faqih mampir di warung dan memesan teh hangat.
"Pesen Teh hangat tiga pak,,," pinta Gus Miek.
"Kok tiga Gus? Lha satunya untuk siapa?," ujar KH Faqih.
"Sudaaahhh minum saja tehmu," kata Gus Miek.
"Alhamdulillah, sudha habis Gus," ujar Faqih lirih.
"Satu yang utuh itu, bungkus saja. Ayo kita teruskan perjalanan," dawih Gus Miek.
Sambil bawa bungkusan plastik teh hangat, yai Faqih clingak-clinguk di depan motornya.
Lha gimana tidak? Motor gak bisa jalan buat apa?
"Cepat masukkan teh hangatmu itu ke tanki motor," perntah Gus Miek.
"Waduhhh, bisa protol nanti mesin motorku,,," batin yai Faqih.
"Heiii,,, kenapa diam? Cepat masukkan," perintah Gyus Miek ke Yai Faqih.
"Njih Gus," timbah Faqih.