Pembunuhan di Junjung Tulungagung

BELUM Terungkap, Pembunuh Gadis di Junjung Tulungagung Sudah Paham TKP, masih Orang Dekat?

Editor: faridmukarrom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi masih berupaya maksimal agar bisa ungkap kasus pembunuhan AK (24) gadis cantik anak Ketua RW di Desa Junjung Kecamatan Sumbergempol Tulungagung. Foto evakuasi jasad Gadis di Desa Junjung Kecamatan Sumbergempol Tulungagung pada Senin (19/12/2022)

Didik (54) ayah AK (24) gadis korban pembunuhan di Junjung Tulungagung berusaha tabah dan kuat saat bercerita mengenai kejadian yang ditimpanya.

Diketahui Didik adalah sosok orang yang pertama kali menemukan anak gadisnya tewas di dalam kamar pada Senin (19/12/2022) pagi.

Peristiwa itu tentu membuat heboh warga Desa Junjung Kecamatan Sumbergempol Tulungagung.

Kepada tribunmataraman.com, Didik begitu tabah dan tidak mau menaruh curiga kepada siapa pun atas kematian anak bungsunya itu.

"Tidak boleh curiga, dosa kalau curiga sama orang lain. Kami pasrah sama penegak hukum," ucapnya saat ditemui di rumahnya di Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Selasa (20/12/2022).

Namun akhirnya Didik tak sanggup menahan kepedihan hatinya.

Matanya memerah dan suaranya terbata-bata menahan sedih.

Ia tidak menyangka AK pergi dengan cara yang tragis.

"Apa salah anak saya sampai begitu?" ucapnya sambil sesenggukan.

Didik mengatakan, AK adalah tipe anak rumahan.

Dia tidak pernah pernah bergaul yang aneh-aneh karena mobilitasnya terbatas.

AK selalu diantar Didik atau kakaknya karena tidak bisa mengendarai sepeda motor.

"Saya atau kakaknya selalu antar kemana dia mau pergi. Bergaulnya juga gak macam-macam," ujar Didik.

Kronologi Kasus Pembunuhan di Junjung Tulungagung

Didik berkisah, dirinya berkomunikasi dengan AK pada Minggu (18/12/2022) malam, sekitar pukul 23.00 WIB.

Saat itu Didik mengetok rumah AK yang hanya berjarak 3 meter dari rumahnya.

Keduanya memang tinggal di rumah berbeda namun ada di dalam pagar yang sana.

Saat itu Didik ingin memastikan AK sudah makan.

Didik lalu pergi membeli ayam bakar, karena anaknya itu belum makan.

Setelah itu Didik melanjutkan nonton final Piala Dunia hingga Senin (19/12/2022) pukul 01.00 WIB, dan mulai tidur pukul 02.00 WIB.

Saat subuh biasanya Didik membangunkan AK untuk diajak salat berjamaah.

Namun kali ini Didik tak membangunkan AK karena sedang menstruasi.

"Saya hanya ketok pintunya saja. Kalau biasanya saya pasti tarik dia sampai bangun untuk salat bersama," sambungnya.

Hingga pukul 06.00 WIB Didik hendak berangkat ke ladang.

Kali ini ia bermaksud membangunkan AK untuk pamit, sebab jika tidak pamit AK akan marah.

Biasanya AK akan cium tangan sebelum mengizinkan ayahnya pergi ke kebun.

"Kalau dia pergi kan wajib pamit cium tangan, begitu juga kalau saya pergi juga disuruh pamit sama dia," tutur Didik.

Saat masuk ke rumah, Didik melihat ceceran darah di dekat kamar mandi.

Tanpa curiga ia sempat membersihkan ceceran darah itu.

Karena bermaksud membangunkan AK, Didik masuk ke dalam kamar.

Saat itu ia melihat AK seperti tertidur namun tubuhnya kaku.

Pada lengan kiri atas terlihat luka menganga.

Seketika Didik mengaku syok melihat kondisi anaknya.

"Spreinya warna hitam, jadi tak kelihatan ada bercak darah. Saya langsung telpon kakaknya," ungkap Didik.

IM, kakak AK sedang ada di Malang saat ditelepon oleh Didik.

IM lalu menghubungi Tulungagung Emergency Medical Service (TEMS).

IM juga menelepon kerabat terdekat agar menemani ayahnya.

"Setelah itu Inafis datang, dan menilai kematian adik saya tidak wajar," tutur IM.

Sama seperti ayahnya, IM tidak menaruh curiga pada pihak tertentu.

IM hanya berharap polisi segera mengungkap pihak yang mencelakakan adiknya.

Di matanya, AK adalah sosok anak yang polos dan tipe anak rumahan.

"Dia tidak pernah cerita masalahnya, karena sifatnya tertutup. Tapi dia selalu ceria," katanya.

AK juga tipe anak yang berusaha menyenangkan ayahnya.

Sebelumnya AK tidak bisa memasak.

Namun selepas kepergian ibunya, AK banyak belajar memasak hanya untuk menyenangkan ayahnya.

"Dia sering menawari ayah, mau dimasakkan apa. Dia benar-benar ingin menyenangkan ayah," ucap IM.

Selama ini IM tinggal satu rumah dengan AK di rumah utama yang lebih besar.

Di rumah ini ada 3 kamar, satu untuk AK, satu untuk IM dan satu dijadikan gudang.

Karena itu Didik tinggal di rumah lama yang ada di sebelah barat.

Sebelumnya AK ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamarnya, Senin (19/12/2022) pagi.

Polisi menemukan jejak di pagar sisi timur lalu naik ke atas genteng.

Laku ada tiga genteng yang terbuka di atas kamar mandi.

Kayu reng di titik yang terbuka ini juga dipatahkan.

Diduga terduga pelaku masuk lewat atap ini, turun ke kamar mandi dan mengendap ke kamar korban.

Hasil autopsi menunjukkan ada 10 luka tusuk di tubuh korban, masing-masing di dada, punggung, tangan dan leher.

Tusukan pada dada yang paling fatal karena menembus paru-paru.

Akibatnya paru-paru korban rusak dan tewas karena asfiksia, atau kondisi kekurangan oksigen. 

Dapatkan berita menarik lainnya di Google News, Klik Tribun Mataraman

(David Yohanes/ tribunmataraman.com)