Selain itu, program bantuan sosial (bansos) seperti BPNT dan PKH juga sudah jalan. Program bansos juga mulai menyerap telur dari peternak.
"Program bansos seperti BPNT dan PKH mulai jalan dan penyerapan telur semakin banyak. Lalu, permintaan telur juga meningkat saat Natal dan Tahun Baru, karena banyak masyarakat membuat kue," ujarnya.
Faktor lain yang membuat harga telur naik, menurut Sukarman, ekonomi masyarakat mulai bergairah karena pariwisata dan hotel sudah buka.
Dikatakannya, kenaikan harga telur di tingkat peternak sekarang ini juga tertinggi dari sebelum-sebelumnya.
"Saya masih ingat, harga telur di peternak tertinggi terjadi pada Desember 2019. Ketika itu harga telur di peternak mencapai Rp 24.000 per kilogram, tapi hanya terjadi sehari saja," katanya.
Menurutnya, bagi kalangan peternak kenaikan harga telur saat ini wajar. Karena harga pakan juga naik.
Harga pakan yang sebelumnya, Rp 5.000 per kilogram, sekarang naik menjadi Rp 6.500 per kilogram sampai Rp 6.800 per kilogram.
"Bagi masyarakat mungkin harga sekarang mahal, tapi bagi peternak wajar, karena harga pakan yang sebelumnya Rp 5.000 per kilogram sekarang Rp 6.500-Rp 6.8000 per kilogram," katanya.
Seperti diketahui, harga eceran telur ayam di Pasar Templek Kota Blitar tembus Rp 32.000 per kilogram, Selasa (28/12/2021).
Harga eceran telur ayam di tingkat pedagang itu paling tinggi selama ini di Kota Blitar. (sha)