Perampokan di Ngronggot Nganjuk

Profil Kapolres Nganjuk AKBP Henri Noveri Santoso Gercep Ringkus Pelaku Perampokan Sadis Ngronggot

Inilah Profil Lengkap Kapolres Nganjuk AKBP Henri Noveri Santoso yang sukses tangkap pelaku perampokan sadis di Ngronggot.

Penulis: Farid Mukarom | Editor: faridmukarrom
Kolase Istimewa
Inilah Profil Lengkap Kapolres Nganjuk AKBP Henri Noveri Santoso yang sukses tangkap pelaku perampokan sadis di Ngronggot. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | NGANJUK - Profil Kapolres Nganjuk AKBP Henri Noveri Santoso yang sukses perintahkan anak buahnya tangkap pelaku perampokan sadis di Ngronggot.

Sebelumnya informasi soal penangkapan pelaku perampokan sadis sudah dibenarkan oleh Kapolres Nganjuk, AKBP Henri Noveri Santoso.

Sebelum tersangka diringkus, personel Satreskrim menelusuri bukti-bukti yang ada dengan teliti. 

Bukan hanya, itu Satreskrim juga membentuk tim khusus untuk menguak kasus pencurian disertai dengan kekerasan ini. 

"Menelusuri bukti-bukti, termasuk rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian. Dari situ, personel dapat mengidentifikasi pelaku hingga mengamankannya. Pengungkapan kasus ini merupakan hasil kerja keras tim," katanya, Kamis (21/8/2025). 

Baca juga: BREAKING NEWS Tersangka Perampokan Sadis di Ngronggot Nganjuk Dibekuk Polisi

Kasat Reskrim Polres Nganjuk AKP Sukaca, membeberkan tersangka berinisial MA (35), warga Dusun Ngebrugan, Desa Drenges, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk

Tersangka diamankan beserta sejumlah barang bukti kejahatan.

"Pelaku berhasil diamankan pada Rabu (20/8/2025) malam di kediamannya," jelasnya. 

Lantas siapakah sosok Kapolres Nganjuk itu?

AKBP Henri Noveri Santoso sebelumnya resmi mengemban tugas sebagai Kapolres Nganjuk, menggantikan AKBP Siswantoro yang mendapat promosi jabatan sebagai Kasubid Provost Bid Propam Polda Jatim.

Serah terima jabatan tersebut disertai dengan tradisi pedang pora yang berlangsung pada Kamis (17/4/2025), di halaman Mapolres Nganjuk.

Acara penyambutan itu dihadiri oleh para pejabat utama, kapolsek jajaran, personel kepolisian, hingga Bhayangkari Cabang Nganjuk.

Sosok AKBP Henri Noveri sendiri bukan orang baru di lingkungan kepolisian.

Alumni Akademi Kepolisian tahun 2004 ini sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Sumenep, sebelum akhirnya dipercaya untuk memimpin Polres Nganjuk.

Tragedi Perampokan Sadis

Sebelumnya tragedi perampokan disertai penganiayaan terjadi di Desa Klurahan, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Seorang ibu rumah tangga bernama Enik Mulya Ningsih (55) menjadi korban kejahatan sadis tersebut.

Uang tunai sebesar Rp150 juta miliknya raib, sementara Enik mengalami luka parah hingga akhirnya meninggal dunia setelah dirawat intensif di rumah sakit.

Uang ratusan juta rupiah itu sejatinya akan digunakan Enik dan suaminya, Jumaji (59), untuk membeli tanah sekaligus rumah di sekitar desanya. Dana tersebut terkumpul dari hasil menjual perhiasan serta tabungan kerja keras keluarga.

"Uang Rp150 juta itu untuk membeli tanah dan rumah. Kami juga sudah mengajukan pinjaman tambahan ke bank," ungkap Jumaji, penuh penyesalan.

Peristiwa memilukan itu terjadi pada Jumat (15/8/2025) sekitar pukul 19.00 WIB.

Saat kejadian, Enik sendirian di rumah.

Suaminya sedang menerima panggilan pijat ke tetangga desa, sementara anak bungsu mereka bekerja shift malam di sebuah kedai kuliner.

Dua anak lainnya merantau di luar kota.

Ketika Jumaji pulang sekitar pukul 20.00 WIB, ia mendapati pintu rumah dalam kondisi terbuka lebar.

Awalnya ia tidak curiga, hingga akhirnya masuk ke kamar dan menemukan sang istri telungkup di lantai dengan kepala tertutup kain.

Saat berusaha membangunkannya, Jumaji terkejut melihat luka parah di bagian kepala, pipi, dan dahi Enik yang tampak membengkak dan mengeluarkan darah.

Ia panik dan segera berteriak minta tolong. Warga berdatangan, sementara Jumaji menyadari tas berisi uang Rp150 juta yang biasa diletakkan di samping kasur istrinya sudah raib.

Enik segera dilarikan ke RSD Kertosono lalu dirujuk ke RSUD Jombang.

Namun, setelah empat hari menjalani perawatan intensif, Enik menghembuskan napas terakhir pada Selasa (19/8/2025) pukul 10.00 WIB.

Dari hasil pemeriksaan awal, Jumaji meyakini pelaku masuk melalui pintu depan.

Sebab, tidak ditemukan tanda-tanda congkelan pada jendela maupun pintu belakang. Apalagi rumah mereka memang tidak memiliki pagar, sehingga akses ke pintu utama sangat mudah.

 "Saya yakin pelaku masuk lewat pintu depan. Saat berangkat kerja, pintu saya tutup tapi tidak saya kunci," jelasnya.

Situasi desa yang sepi pada malam hari membuat aksi perampok berjalan mulus tanpa ada yang mengetahui. Bahkan, suara gaduh di dalam rumah tidak terdengar oleh warga sekitar.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman

(tribunmataraman.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved