Pendidikan
Ubah Sampah Jadi Cuan, Mahasiswa UPN Veteran Jatim Kenalkan Budidaya Maggot di Lakarsantri Surabaya
Mahasiswa KKN Kelompok 87 UPN Veteran Jatim mengajak warga kelurahan Jeruk, Lakarsantri, Surabaya, mengubah sampah jadi cuan dengan budidaya maggot.
TRIBUNMATARAMAN.COM | SURABAYA - Sisa sayuran busuk di dapur bisa diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Itulah yang coba dikenalkan oleh mahasiswa KKN Kelompok 87 dari UPN "Veteran" Jawa Timur melalui sosialisasi budidaya maggot di Kelurahan Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, Rabu (9/7/2025).
Kegiatan sosialisasi yang berlangsung di rumah Ketua RW 02 Kelurahan Jeruk ini dihadiri oleh anggota Kader Surabaya Hebat (KSH) yang terdiri dari perwakilan warga RW 01, RW 02, dan RW 03, serta Karang Taruna Kelurahan Jeruk.
Dalam sosialisasi tersebut, mahasiswa KKN Kelompok 87 mengajak warga untuk mengolah sampah organik rumah tangga menggunakan maggot, larva dari lalat Black Soldier Fly (Hermetia illucens) yang dikenal sebagai pengurai alami.
Baca juga: Warga Nginden Jangkungan Surabaya Sambut Antusias KKN Tematik SDGs Oleh Mahasiswa UPN Veteran Jatim
"Kami ingin warga Kelurahan Jeruk mengetahui bahwa sampah organik rumah tangga dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomi melalui budidaya maggot," ungkap Rafli, salah satu mahasiswa KKN Kelompok 87 saat memaparkan materi.
Bukan Larva Lalat Biasa dan Bernilai Ekonomi Tinggi
Maggot berbeda dari larva lalat biasa. Makanan utamanya berupa sampah organik seperti sisa sayuran basi, limbah pertanian, hingga kotoran ternak.
Selain itu, maggot tidak membawa penyakit sehingga aman untuk dibudidayakan di lingkungan rumah tangga.
Maggot memiliki kemampuan menguraikan sampah organik dalam waktu 24 hingga 70 jam dengan tingkat efisiensi penguraian mencapai 50 hingga 70 persen.
Untuk skala rumah tangga, budidaya maggot tidak memerlukan tempat yang luas. Cukup dengan satu liter box, masyarakat sudah bisa mulai mengolah sampah organik secara mandiri.
Lebih dari sekedar itu, keunggulan maggot tidak hanya terbatas pada manfaat lingkungan saja.
Maggot juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Sebab, saat mencapai ukuran panen sekitar 1,5 hingga 2,5 cm, maggot dapat dijual atau dimanfaatkan sebagai pakan burung, ayam, bebek, hingga ikan.
Bibit maggot dapat dijual dengan harga mulai dari Rp5.000 per ons, tergantung pada kualitasnya.
Untuk media berkembang biak, cukup menyiapkan biopond sederhana yang bisa dibuat dari liter box plastik atau kotak kayu yang diisi dengan tanah sebagai tempat maggot berkembang biak.
Karena maggot dapat hidup dan berkembang biak dengan mengonsumsi limbah dapur atau sampah organik, budidaya ini tidak memerlukan biaya pakan tambahan. Hal ini membuat operasional budidaya maggot sangat hemat dan cocok dijalankan dari skala rumah tangga.
Mahasiswa Polinema Ciptakan Prototipe Fly By Wire dan Sistem Peringatan Flap Pesawat |
![]() |
---|
Mahasiswa Malaysia Antusias Pelajari Inovasi Permainan Tradisional di UNP Kediri |
![]() |
---|
UNP Kediri Raih Gelar Juara Umum di Porsenasma V 2025, Koleksi 53 Medali |
![]() |
---|
Pemilihan Direktur Polinema Memasuki Babak Krusial, Tiga Nama Calon Dinyatakan Lolos |
![]() |
---|
Prof. Nugrahini Dilantik Jadi Rektor Universitas Wijaya Kusuma Surabaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.