Tragedi Kapal Tenggelam di Selat Bali

Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Terombang-ambing di Laut Sambil Mempertahankan Jasad Sang Ayah

Seorang penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang selamat, terombang-ambing di laut selama berjam-jam sambil menjaga jasad sang ayah

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eben haezer
generate by AI/Gemini
Ilustrasi 

TRIBUNMATARAMAN.COM | BANYUWANGI - Eka Toniansah (15), salah satu penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang selamat saat kapal itu tenggelam di Selat Bali, selama berjam-jam mengapung di laut sambil menjaga ayahnya yang sudah tak bernyawa, Rabu (2/7/2025) tengah malam. 

Tubuhnya mengambang berkat jaket pelampung yang ia kenakan.

Jasad sang ayah, Eko Sastrio (51), terus dia pegangi agar tak tenggelam. 

Baca juga: Kesaksian Para Korban Selamat Dalam Tragedi Kapal Tenggelam di Selat Bali: 5 Jam Terombang-ambing

"Itu sampai jam setengah enam, sampai ditolong oleh nelayan," kata Agus, paman Toniansah, saat ditemui dikediaman korban TMP Tunu Pratama Jaya, Jumat (4/7/2025).

Agus mendapat cerita tersebut langsung dari Toniansah saat jurnalis Tribun Jatim Network berkunjung ke rumah mereka di Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, kabupaten Banyuwangi. 

Eko dan Toniansah merupakan bapak-anak yang menjadi penumpang KMP Tunu Pratama Jaya.

Eko masuk dalam daftar korban meninggal, sedangkan Toniansah adalah korban selamat.

Eko bekerja sebagai sopir, sementara anaknya menjadi kernet, sembari belajar untuk bisa menyopir seperti ayahnya.

Sebelum kapal tenggelam, Eko berada di dalam truk tronton yang ia kemudikan. Sementara Toniansah berada di bagian atas kapal, tempat para penumpang.

"Tapi bapaknya kehabisan rokok. Jadi menyusul naik ke atas meminta rokok ke anaknya," terang Agus.

Tak berselang lama, kapal tergoncang oleh ombak besar. Seketika, kondisi kapal mulai tak stabil. Dalam waktu yang singkat, kapal miring ke kiri hingga tenggelam.

Diantara kepanikan para penumpang, Eko dan Toniansah buru-buru mencari jaket pelampung. Eko memakai dengan ukuran yang pas. Jaket itu berhasil ia ikatkan sehingga aman ketika kapal telah tenggelam.

Namun tak begitu dengan Eko. Eko juga mendapat jaket pelampung. Tapi ukurannya kekecilan. Jaket itu tak cukup untuk ia kenakan hingga kapal tenggelam.

"Mereka tidak sempat melompat. Jadi sempat ikut terbawa kapal tenggelam sekitar 20 detik," lanjut Agus.

Waktu 20 detik itu ternyata amat krusial. Toniansah naik ke atas lautan Selat Bali dengan selamat. Sementara bapaknya sudah tak sadarkan diri. Kemungkinan sudah terlalu banyak menelan air laut. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved