Sepakbola Tulungagung

4 Tim Sepakbola Dari Tulungagung Berlaga di Liga 4, Tak Ada yang Main di Liga 3

Karena dampak dari penambahan kelas kompetisi, Tidak ada tim asal Kabupaten Tulungagung yang akan berlaga di Liga 3 PSSI.

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TribunMataraman.com/David Yohanes
SEPAKBOLA TULUNGAGUNG - Perseta, salah satu tim sepakbola asal Kabupaten Tulungagung. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG - Karena dampak dari penambahan kelas kompetisi, Tidak ada tim asal Kabupaten Tulungagung yang akan berlaga di Liga 3 PSSI.

Hal ini disampaikan Ketua Askab PSSI Tulungagung, Ahmad Baharudin yang juga menjabat Wakil Bupati Tulungagung

Menurutnya, hal ini dikarenakan adanya penambahan jenjang kompetisi di bawah Liga 3, yaitu Liga 4.

Liga 4 menjadi satu-satunya liga amatir dalam sistem liga sepakbola di Indonesia.

"Ini dampak dari penambahan kelas (jenjang kompetisi) PSSI, yaitu adanya Liga 4," ujar Baharudin. 

Sebelumnya Liga 3 merupakan jenjang kompetisi amatir di bawah PSSI.

Sebelum ada liga 4, ada 4 kesebelasan asal Tulungagung yang ikut berkompetisi, yaitu Naga Emas Asri FC, Perseta, Perseta 1970 dan Akademi Arema Ngunut. 

Namun saat ini  semua klub berlaga di Liga 4, tanpa ada satu pun di Liga 3.

"Sudah ada perubahan regulasi, liga 3 tidak lagi di bawah Asprov PSSI Jatim, tapi sudah langsung di bawah PSSI," ungkap Baharudin. 

Dengan statusnya sebagai liga profesional, klub Liga 3 tidak boleh lagi menerima hibah dari APBD. 

Sementara klub Liga 4 sebagai liga amatir di bawah Asprov PSSI  Jatim masih bisa menerima hibah APBD. 

Baharudin mengatakan, meski selama ini sepakbola Tulungagung belum berprestasi, namun tetap diperhatikan. 

"Sepakbola tetap jadi perhatian karena ini olahraga yang banyak diminati oleh masyarakat," tegasnya. 

Sepakbola sebagai olahraga juga jadi sarana membentuk jiwa yang kuat, profesional dan sportif. 

Karena itu Baharudin yang juga seorang pengusaha, akan menggandeng para pengusaha untuk berkolaborasi membiayai sepakbola. 

Baharudin juga mengusulkan perbaikan Stadion Rejoagung, sebagai salah satu syarat agar sepakbola Tulungagung bisa naik kelas.

"Stadion kita saat ini  belum standar. Mengajukan diri sebagai tun rumah saja kita ditolak, karena masih belum standar," tandas Baharudin.

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved