Pencemaran Sumur di Plosolor Kediri
Sumur di Plosolor Kediri Diduga Tercemar, Hasil Pemeriksaan DLH Akan Diperoleh 2 Pekan Lagi
Hasil pengecekan DLH Kabupaten Kediri terhadap dugaan pencemaran air sumur di desa Plosolor, kabupaten Kediri, baru akan muncul 2 pekan lagi
Penulis: Isya Anshori | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Dugaan pencemaran air sumur di Desa Plosolor Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri mulai ditindaklanjuti oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat.
Tim fungsional pengawas lingkungan diterjunkan ke lapangan untuk melakukan observasi awal, menyusul keluhan warga dan laporan yang ramai di media sosial.
Kepala DLH Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti menjelaskan bahwa saat ini pihaknya masih dalam tahap pengumpulan data. Tim pengawas melakukan pengecekan ke sejumlah titik yang diduga terdampak pencemaran.
Baca juga: DLH Kabupaten Kediri Akan Selidiki Dugaan Pencemaran Air Sumur di Plosolor Plosoklaten
Observasi ini, kata Putut, menjadi langkah awal sebelum pengambilan sampel air untuk diuji secara laboratorium.
"Kami baru melakukan verifikasi awal di lapangan. Setelah itu, baru kami jadwalkan pengambilan sampel air di beberapa titik," kata Putut saat dikonfirmasi Selasa (8/4/2025).
Menurut Putut, sampel air yang diambil nantinya akan diuji di laboratorium terakreditasi di wilayah Mojokerto Jawa Timur. DLH Kabupaten Kediri akan mendampingi proses tersebut, namun hasil resmi hanya bisa diperoleh dari lab yang telah memiliki izin resmi untuk uji parameter lingkungan.
"Hasil uji tidak bisa langsung keluar. Prosesnya sekitar dua minggu sejak sampel diterima laboratorium," jelasnya.
Sementara itu, berdasarkan pendataan sementara, ada sekitar 18 sumur warga dilaporkan terdampak. Warga mengeluhkan air sumur mereka berbau menyengat, tampak seperti mengandung minyak, dan tak layak digunakan untuk keperluan sehari-hari.
DLH Kediri menegaskan bahwa tindak lanjut akan dilakukan secara bertahap sesuai prosedur. Sementara menunggu hasil laboratorium, warga diminta bersabar dan melaporkan jika ada kondisi baru yang lebih parah.
Salah satu warga yang terdampak, Edi mengungkapkan bahwa tim DLH memang sudah turun ke lokasi, namun belum memberikan kejelasan lebih lanjut soal langkah penanganan.
"Tadi cuma lihat-lihat kondisi air, tapi belum ada solusi. Air sudah bau dan nggak bisa dipakai," katanya.
Edi berharap pemerintah segera menyediakan alternatif air bersih untuk kebutuhan mendesak seperti mandi, mencuci, dan memasak.
"Kami nggak bisa nunggu lama. Air itu kebutuhan pokok. Kalau harus beli terus, berat juga biayanya," keluhnya.
(Isya Anshori/TribunMataraman.com)
editor: eben haezer
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.