Demo Tolak UU TNI

Gelombang Demo Tolak UU TNI Terjadi Karena Trauma Pada Dwifungsi ABRI di Masa Lalu

Pengamat Hukum Tata Negara menyebut gelombang penolakan UU TNI di berbagai daerah disebabkan karena trauma pada dwifungsi ABRI di masa ORBA

Penulis: Rifky Edgar | Editor: eben haezer
ist
TOLAK UU TNI - Unjuk rasa tolak UU TNI di depan gedung negara Grahadi, Surabaya, Senin (24/3/2025) 

Kondisi ini yang banyak ditentang oleh banyak pengamat hingga tokoh politik.

Oleh sebab itu, dia menyarankan, apabila ada TNI yang ingin memasuki politik praktis agar mengajukan pensiun dini terlebih dahulu.

"Ya seharusnya tentara kita itu menjadi penjaga kewibawaan negara, penjaga keutuhan negara dan bukan menjadi alat kekuasaan,"

"Tapi kalau mau masuk ke wilayah sipil, bahkan masuk ke wilayah politik ya silahkan, asalkan harus pensiun dini atau pensiun dulu,"

"Seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu kan harus pensiun dini karena mau berpolitik, harus jadi sipil dulu," ungkapnya.

Anwar juga menceritakan, bahwa pergerakan Arek-arek Malang pada saat reformasi cukup luar biasa.

Dia masih ingat, akan perjuangannya dalam menentang Dwi Fungsi ABRI dan orde baru.

Waktu pergerakan inilah yang mengingatkan masa mudanya ketika pertama kali menjadi Dosen Hukum Tata Negara di UWG.

"Saya masih ingat betul masa-masa itu pertama kali ke Malang, sampai sepatu saya jebol karena harus keliling Kota Malang untuk melakukan pergerakan menentang Dwi Fungsi ABRI dan orde baru,"

"Karena saat itu kami meminta ABRI menjadi alat negara, bukan menjadi alat kekuasaan, itu yang harus diluruskan," tandasnya.

(rifky edgar/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved