Ramadan 2025

Bersyukur yang Sesungguhnya

Kata syukur secara bahasa berasal dari kata syakara yang berarti membuka, sebagai lawan dari kata kafara (kufur)

Editor: Rendy Nicko
Dok Pribadi
Dr H Fauzi Palestine MAg, Wakil Sekretaris MUI Jatim 


Yang juga perlu disertai dengan mentasarufkan segala nikmat dijalan Allah SWT. Dalam Surat Ibrahim, Allah SWT berirman:

(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kalian mau bersyukur kepadaku maka niscaya aku tambah nikmatmu, tapi apabila kalian kufur atas nikmatku maka adzabku sangat pedih. (QS. Ibrahim, ayat 7). Dengan demikian, bersyukur merupakan amalan sederhana yang dapat mengantarkan seseorang menuju kebahagiaan yang sempurna. Tentu bersyukur yang dimaksud adalah bersyukur secara hakiki dan tidak kufur atas nikmat Allah SWT.

Dalam kitab Ihyaa ‘Uluum ad-Diin dijelaskan bahwa seseorang tidak dikatakan bersyukur selagi belum mampu menjadikan nikmat yang telah ia terima sebagai sarana untuk mahabbah (mencintai Allah SWT), dan bukan untuk kesenangan-kesenangan yang bersifat pribadi. Bila ia menjadikan nikmatnya justru sebagai sarana terhadap hal-hal yang Allah SWT murkai sesungguhnya ia benar-benar telah mengkufuri nikmatNya sebagaimana ia menganggurkan nikmat tersebut, karena artinya ia telah menyia-menyiakan kesempatan yang telah Allah SWT berikan padanya untuk menggapai kehidupan bahagia.

Dr H Fauzi Palestine MAg

Wakil Sekretaris MUI Jatim

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman

(TribunMataraman.com)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Dari Wirid ke Warid

 

Dari Ta'abbud ke Isti'anah

 

Hijrah Ekonomi

 

Dari Syari'ah ke Hakikat

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved