Putra Daerah
Sosok Septya Widyastutik, Perempuan Difabel di Kediri Berdayakan Tetangga Lewat Jajanan
Ini adalah cerita tentang sosok Septa Widyastutik, perempuan difabel di Kabupaten Kediri yang sukses membangun usaha kuliner dan memberdayakan ibu-ibu
Penulis: Isya Anshori | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Ini adalah cerita tentang sosok Septa Widyastutik, perempuan difabel di Kabupaten Kediri yang sukses membangun usaha kuliner dan memberdayakan ibu-ibu di sekitarnya.
Di sebuah rumah sederhana di Dusun Gadungan Barat, Desa Gadungan, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, suara ibu-ibu terdengar riuh.
Mereka tengah sibuk menguleni adonan yang nantinya akan diolah menjadi berbagai camilan lezat.
Baca juga: Sosok Octa Dwi Rohmatul Isroah, Mahasiswi UIN Satu Tulungagung Bangun Karir MUA Dari Nol
Di tengah kesibukan itu, seorang perempuan dengan senyum ramah menyambut kedatangan tim Tribun Jatim Network. Dialah Septa Widyastutik.
Dengan bantuan tongkat untuk berjalan, Widya tetap penuh semangat menjalankan bisnisnya yang telah berkembang sejak tahun 2021.
Usaha kecilnya ini berfokus pada produksi berbagai jenis kue dan camilan, terutama stik bawang yang menjadi produk unggulan.
Awalnya, usaha ini hanya sekadar hobi, namun kini berkembang menjadi sumber penghidupan bagi dirinya dan beberapa tetangga.
"Dulu saya hanya membuat cemilan untuk keluarga. Tapi setelah teman dan tetangga mencicipi, mereka suka dan menyarankan saya untuk menjualnya. Dari situlah saya mulai berani produksi lebih banyak," cerita Widya, Kamis (20/2/2025).
Kini, perempuan 35 tahun ini mampu memproduksi antara 5 hingga 10 kilogram stik bawang per hari, tergantung permintaan. Menjelang hari raya, jumlah produksi bisa meningkat hingga 20 kilogram per hari.
Produk-produk buatannya dijual di toko oleh-oleh di Kediri, bahkan sudah merambah hingga ke luar kota, seperti Jakarta, melalui jaringan keluarga dan teman-temannya.
Harga stik bawang buatannya cukup terjangkau, yakni Rp10 ribu untuk kemasan 85 gram.
Selain stik bawang, ia juga memproduksi kue nastar, kue kacang, onde-onde mini, dan pastel mini. Setiap produknya memiliki ciri khas tersendiri, terutama stik bawangnya yang lebih tebal dibanding stik bawang pada umumnya.
Di balik kesuksesannya, Widya mengakui bahwa perjalanan bisnisnya tidak selalu mulus. Pada awalnya, banyak orang membeli produknya karena rasa kasihan terhadap kondisinya, bukan karena kualitas produknya. Hal itu sempat membuatnya merasa kurang percaya diri.
Namun, ia terus berusaha meningkatkan kualitas produknya agar layak dijual di pasaran bukan karena belas kasihan, melainkan karena memang enak dan berkualitas.
"Dulu banyak yang beli karena kasihan, bukan karena rasanya. Dari situ saya terus memperbaiki produk supaya benar-benar layak dijual dan orang beli karena memang suka," jelasnya.
Arizqa Novi Ramadhani, dari Keluarga Sederhana Sukses Menjadi Wisudawati Terbaik UNAIR |
![]() |
---|
Kania Mahasiswi FISIP UNAIR Lewat Ketekunan Raih Kesempatan Magang Berdampak di Perpusnas |
![]() |
---|
Indra Karunia Akbar, Mahasiswa UNTAG Tempuh Pendidikan dan Berkarier di Lembaga Psikologi |
![]() |
---|
Bilqis Tirtakayana, Mahasiswi FIBWakili Unair di Konferensi Humaniora Malaysia |
![]() |
---|
Melinda Arta Reza Putri, Mahasiswa FKM Unair Pimpin Komunitas Beasiswa Unggulan Surabaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.