Berita Terbaru Kabupaten Kediri
DLH dan Dewan Kompak Tinjau Dugaan Pencemaran Sumur Warga Ploso Lor, Janjikan Solusi Ini
Tinjau Dugaan Pencemaran Sumur Warga Ploso Lor, DPRD Kabupaten Kediri Janji Cari Solusi Secepatnya
Penulis: Isya Anshori | Editor: faridmukarrom
TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Masalah air sumur berbau yang dikeluhkan warga Desa Ploso Lor, Kecamatan Plosoklaten, akhirnya mendapat perhatian serius DPRD Kabupaten Kediri.
Komisi III bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Bappeda turun langsung ke lokasi untuk meninjau kondisi pada Rabu (17/9/2025).
Keluhan warga menyebutkan dugaan pencemaran air berasal dari limbah perkebunan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang lokasinya berada di seberang jalan desa.
Meski pihak perusahaan mengklaim telah melakukan berbagai langkah, warga menilai kualitas air belum kembali normal.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kediri, Totok Minto, menegaskan peninjauan lapangan dilakukan agar masalah ini tidak hanya berhenti pada laporan tertulis.
“Sebagai wakil rakyat, kita harus melihat langsung kebenarannya. Dari mana bau berasal, dan bagaimana solusinya. Setelah ini tentu ada tindak lanjut,” jelasnya.
DPRD berencana menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan menghadirkan DLH, Bappeda, camat, lurah, hingga manajemen PT SGN Kebun Dhoho. Forum ini diharapkan mampu merumuskan solusi permanen agar masyarakat bisa kembali mendapatkan air bersih.
Baca juga: Kunjungan Perpustakaan Trenggalek Naik Signifikan, Begini Penyebabnya
Menurut anggota Komisi III, Widyoharsono, salah satu solusi jangka panjang adalah pembangunan sumur dalam atau submersible dengan kedalaman 70–100 meter. “Biayanya memang besar, tapi insyaallah kualitas air lebih bagus dan mencukupi kebutuhan warga. Kalau dikembangkan, bisa ditambah jaringan pipa swadaya,” jelasnya.
Kepala Desa Ploso Lor, Pujiyono, menambahkan hasil uji laboratorium menunjukkan kondisi air masih bervariasi. Dari 17 titik sumur yang diperiksa, hanya satu yang dinyatakan layak konsumsi. Sebagian terlihat jernih, namun tetap berbau atau bercampur minyak.
Keluhan juga disampaikan warga. Edi (37) mengaku sumur bantuan setengah dalam dari pabrik tidak bisa dipakai karena tetap berbau. Hal serupa dialami Munaim (51) yang enggan mengonsumsi air sumurnya meski dinyatakan layak minum oleh DLH.
“Faktanya, meski pabrik sudah beritikad baik dan pemerintah memberikan bantuan air, warga masih terdampak dan belum merasa nyaman. Itu yang harus dicarikan solusi permanen,” tegas Totok Minto.
(Isya Anshori/ Tribunmataraman.com)
Editor: Farid Mukarrom
Bupati Kediri Mas Dhito Ingatkan ASN Tak Flexing, Lebih Fokus Layani Masyarakat |
![]() |
---|
Update Pemantauan Gunung Kelud di Kediri, Polisi Perketat Patroli dan Pastikan Sistem Aman |
![]() |
---|
DPRD Kabupaten Kediri Buka Opsi Convention Hall SLG Jadi Ruang Rapat Paripurna |
![]() |
---|
Pemkab Kediri Kebut Pembangunan Kantor Sementara Pasca Kerusuhan |
![]() |
---|
Mas Dhito Pastikan Restu Kembali ke Sekolah, Bocah 8 Tahun Itu Kini Ceria di Kelas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.