Program Makan Bergizi Gratis

Program Makan Bergizi Gratis di Sumenep Madura Dihentikan, Berikut Penjelasan Kepala SPPG

Program makan bergizi gratis atau MBG di Kabupaten Sumenep, Madura, dihentikan sementara. Kepala SPPG beri penjelasan

Editor: eben haezer
ist
MBG DIHENTIKAN - Kepala Satu Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sumenep, Mohammad Kholilurrahman saat menjelaskan soal upah tenaga dapur di Sumenep Madura yang belum jelas. Saat ini program MBG di Sumenep Madura dihentikan sementara karena ada kendala teknis. 

Menurut sumber internal yang meminta namanya dirahasiakan, banyak pekerja di dapur MBG memilih berhenti karena beban kerja yang harus dijalani sangat berat.

Selain itu, mereka tidak pernah diberi tahu berapa upah yang akan mereka terima. 

"Paling berat itu bagian mencuci kotak makanan, mulai dari pukul 13.30 WIB - 01.00 WIB dini hari. Banyak yang berhenti karena tidak kuat dengan jam kerjaannya," tuturnya, 

Setiap pekerja dapur MBG, lanjutnya, memiliki tugasnya masing-masing. Mulai dari memasak, menyiapkan makanan dan mencuci kotak makanan.

petugas bagian memasak bekerja dari pukul 01.00 - pukul 10.00 WIB.

Sedangkan bagian yang menyiapkan makanan, mulai bekerja pukul dari pukul 04.00 - 11.00 WIB.

Lalu, pegawai yang bertugas mempersiapkan bahan - bahan makanan, bertugas mulai dari pukul 15.00 - 02.00 WIB.

Dia menambahkan, mereka juga tak mendapatkan makan dan terpaksa harus makan dari sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh siswa.

"Tidak mampu dengan beban kerjanya dan juga saya kira kekurangan orang," sebutnya.

Terkait upah, dia menegaskan bahwa selama ini tidak pernah ada dokumen kontrak. Sehingga dia tak bisa tahu apakah gaji yang diberikan adalah harian atau bulanan. 

"Tidak ada, tidak disebutkan berapa gaji yang akan diterima. Cuman, menurut mereka para pekerja ini hitungannya adalah relawan saja," tuturnya.

Dikonfirmasi terpisah, saat itu Kepala Satu Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sumenep, Mohammad Kholilurrahman mengakui adanya sebagian pekerja yang memilih mengundurkan diri.

"Tidak banyak yang berhenti, hanya satu dua orang saja," tutur Mohammad Kholilurrahman.

Dia tidak tahu - menahu saat ditanya alasan dari sebagian karyawan dapur MBG Sumenep ini memilih berhenti.

"Tidak tahu alasannya kenapa. Ya gimana lagi kalau sudah mau berhenti," singkatnya.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved