Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Pemkab Tulungagung Undang Para Pihak Terkait, Bahas Penggundulan Hutan di Kawasan Selatan

Pemkab Tulungagung mengumpulkan para pihak terkait untuk membahas penggundulan hutan di kawasan selatan yang jadi pemicu bencana

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
Tribunmataraman.com/david yohanes
Salah sau titik kawasan hutan di selatan Tulungagung yang kurang tegakan. 

Jenis pohon yang disiapkan selain untuk melindungi dari longsor, juga bisa memberikan keuntungan ekonomi, misalnya pohon buah-buahan.

"Untuk hutan Perhutanan Sosial didampingi Cabang Dinas Kehutanan, bisa bekerja sama dengan DLH. Kawasan Perhutanan Sosial, kita punya wewenang di situ," sambung Tri hariadi.

Diakui Tri Hariadi, ada kawasan hutan Perhutanan Sosial yang dinilai berhasil memulihkan tegakkan hutan.

Namun masih ada kawasan hutan Perhutanan Sosial yang sangat luas perlu dicek tingkat keberhasilannya.

Sekurangnya butuh waktu 2 tahun untuk kembali menghijaukan kawasan hutan yang terlanjur gundul dengan pohon-pohon baru.

Sekda juga menyinggung hamparan kawasan hutan yang maha luas telah berubah menjadi ladang jagung.

Area yang seharusnya hutan lindung juga berubah menjadi hamparan tanpa tegakkan.

Padahal konsep awalnya adalah sistem tumpang sari, ada tanaman produktif di sela pohon keras yang menjadi pelindung ekosistem.

"Namanya tumpang sari, numpang untuk mencari penghasilan. Bukan mengorbankan pohon-pohon tegakan," tegasnya.

Melihat kondisi hutan selatan saat ini, perlu ada upaya mengembalikan fungsi lahan. Yakni dengan Memulihkan pohon-pohon tegakkan yang sudah habis diganti tanaman jagung.

Hutan yang gundul ini terjadi hampir di semua kawasan selatan, mulai Kecamatan Bandung, Besuki, Campurdarat, Tanggunggunung, kalidawir, dan Pucanglaban.

Selama musim hujan sejak November 2024 telah terjadi berulang kali banjir bercampur lumpur dan kerikil karena kondisi hutan yang gundul.

Para pegiat lingkungan menilai, nilai panen jagung yang dihasilkan tidak sebading dengan kerusakan infrastruktur dan permukiman warga yang ditimbulkan.

Salah satunya Jembatan Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol yang patah diterjang berton-ton kayu dan potongan bambu dari Kalidawir.

Material itu terbawa banjir akibat hutan yang gundul.

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

Editor: eben haezer

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved