Wabah Penyakit Mulut dan Kuku

541 Sapi di Trenggalek Terinfeksi PMK, 11 Ekor Mati, Tapi Vaksin Masih Kosong

Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Trenggalek kian meluas. Sudah 541 ekor sapi terjangkiti

Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: eben haezer
ist
Pasar Hewan Trenggalek Kelurahan Tamanan, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek Akan Ditutup untuk Pencegahan Penularan PMK 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TRENGGALEK - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Trenggalek kian meluas.

Sejak mewabah akhir Desember lalu, PMK terus mewabah hingga jumlah sapi yang terinfeksi meningkat 6 kali lipat.

Pada akhir Desember lalu, kasus PMK di Trenggalek 79 kasus, lalu pekan pertama Januari naik menjadi 156 kasus, dan per 13 Januari meningkat kembali menjadi 541 kasus.

"Sudah ada yang berhasil sembuh 24 ekor, yang masih sakit 490 ekor tetap dalam pemantauan dan pengobatan, lalu ada yang potong paksa 5 ekor, ternak mati 11 ekor, dan dijual 11 ekor," kata Kepala Dinas Peternakan Trenggalek, Joko Susanto, Rabu (15/1/2025).

Dia menyebutkan, kebanyakan sapi yang mati adalah sapi yang belum mendapatkan vaksin dan sapi anakan atau pedhet.

Sedangkan yang berhasil sembuh adalah sapi yang sudah mendapatkan vaksin dan mendapatkan perawatan optimal dari pemiliknya. Sayangnya, saat ini stok vaksin di Dinas Peternakan kosong.

"Vaksin masih menunggu dari provinsi, mungkin masih proses pengadaan, kita berharap bisa segera didistribusikan," lanjutnya.

Namun demikian banyak peternak yang membeli vaksin sendiri terutama peternak sapi perah. Jika tidak mampu, menurut Joko vaksin bukan satu-satunya cara untuk meminimalisasi penularan PMK.

Salah satu langkah yang penting adalah mengisolasi sapi yang bergejala, menjaga kebersihan kandang, serta memberikan nutrisi yang baik untuk sapi.

"Dengan memberikan nutrisi yang baik maka imun sapi bisa meningkat, salah satunya dengan memberikan empon - empon," lanjutnya.

Selain sapi, penularan PMK juga menular ke kambing, namun gejala yang dialami tidak separah sapi dan lebih tahan terhadap serangan PMK.

Namun demikian, Dinas Peternakan tidak ingin kecolongan. Tindak lanjut yang diambli adalah merekomendasikan Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan untuk menutup pasar hewan.

"Untuk mencegah penularan kita tutup pasar agar tidak ada lalu lintas hewan. Tapi kalau ada yang beli dengan datang langsung ke kandang peternak, misalnya untuk aqiqah ya kita tidak bisa melarangnya," pungkasnya.

(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved