Berita Terbaru Surabaya

Bersihkan 'Kali Perbatasan' Surabaya-Sidoarjo, BBWS Brantas Minta Bantuan Pemkot Surabaya

Kolaborasi antara BBWS Brantas dan Pemkot Surabaya dalam mengatasi masalah pembersihan sungai dan penanganan banjir akibat tumpukan eceng gondok.

Editor: eben haezer
Tribunmataraman.com/Bob Koloway
Kepala BBWS Brantas Hendra Ahyadi usai bertemu Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Kamis (2/1/2024) di Balai Kota Surabaya. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | SURABAYA - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas mengakui terbatasnya anggaran pembersihan sungai yang menjadi kewenangannya.

Dampaknya, tumbuhan eceng gondok pun menumpuk memenuhi sungai sehingga mengakibatkan banjir di daerah.

Cakupan WS Brantas meliputi wilayah administrasi 16 Kabupaten dan 6 Kota.

Surabaya sebagai satu di antara naungan BBWS merupakan hilir dari Daerah Aliran Sungai (DAS) yang nantinya bermuara di Laut Jawa.

"DAS Brantas ini mulai dari Malang dan sampai dengan ujungnya ada di Surabaya dan Sidoarjo. Di Surabaya terpecah menjadi dua, Kalimas dan Kali Jagir - Wonokromo," kata Kepala BBWS Brantas Hendra Ahyadi usai bertemu Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Kamis (2/1/2024) di Balai Kota Surabaya.

Berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU), BBWS Brantas bertanggungjawab mengelola Wilayah Sungai (WS) Brantas.

WS Brantas merupakan wilayah sungai strategis nasional dan menjadi kewenangan pemerintah pusat.

WS Brantas meliputi DAS Brantas yang merupakan DAS terbesar dan 4 DAS kecil yang berada di bagian utara dan bermuara di Laut Jawa. Kemudian, ada 215 DAS kecil yang berada di selatan dan bermuara di Laut Hindia.

"Kewenangannya memang ada di pemerintah pusat. Sebab, DAS ini adalah milik pemerintah pusat. Kami (BBWS Brantas) diberikan mandat untuk mengelola tersebut," katanya.

Dengan besarnya tanggung jawab tersebut, BBWS Brantas mengakui pentingnya kolaborasi bersama Pemda dalam mengelola aliran sungai. Sebab, anggaran pengelolaan sangat terbatas.

"Memang, kalau diserahkan kepada kami semua ini cukup berat. Sehingga, kolaborasi dengan pemerintah daerah, seperti Surabaya sebagai ujungnya sungai ini, menjadi sangat strategis," kata Hendra.

Sehingga, pembicaraan dengan Pemda seperti halnya bersama Pemkot Surabaya, akan diturunkan ke dalam beberapa kesepakatan.

Terutama, soal pembagian titik pembersihan sungai yang nantinya dilakukan secara bersama-sama.

"Hari ini Alhamdulillah bisa bersama-sama Pak Wali untuk mencari solusi. Sehingga, nantinya ada kejelasan soal apa yang kami kerjakan, bersama Pak Wali yang nantinya juga ikut mengerjakan di sana. Mudah-mudahan ke depan bisa lebih kolaboratif," tandasnya.

Dirinya mengakui, kegiatan pembersihan sungai dilakukan setahun sekali.

Pembersihan di Kali Perbatasan sebagai sungai yang menjadi perbatasan Surabaya - Sidoarjo misalnya, dilakukan akhir 2023 silam.

"Ada kegiatan pembersihan di kami yang berkala, namun kecepatan tumbuhnya eceng gondok ini tidak sebanding dengan kegiatan pembersihan ini," katanya.

Terbatasnya anggaran BBWS Brantas untuk pembersihan sungai pun turut menjadi tantangan pihaknya. Karenanya, BBWS Brantas akan mengusulkan tambahan anggaran kepada Kementerian PU.

Sebagai pertimbangan, BBWS Brantas akan mengajak Pemkot Surabaya untuk persentasi di Kementerian PU. "Kami akan bersama Pak Wali (Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi) untuk menyakinkan (Pemerintah Pusat) bahwa Surabaya tidak baik-baik saja. Sehingga, ada prioritas untuk pengalokasian dana di sini," katanya.

Di sisi lain, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi siap mendukung BBWS Brantas dalam merawat sungai yang melintas di Surabaya.

Sebagai hilir dari aliran Brantas, Surabaya memiliki risiko cukup besar tergenang saat hujan besar tiba.

Wali Kota Eri mencontohkan penuhnya Kali Perbatasan yang mengakibatkan Surabaya-Sidoarjo tergenang saat hujan lebat, Selasa-Rabu (24-25/12/2024).

Aliran sungai milik BBWS Brantas tersebut menerima limpahan dari kabupaten/kota lain sehingga tidak bisa mengalirkan air ke laut karena terkendala eceng gondok.

Imbasnya, aliran kecil dari Surabaya pun ikut terhenti sehingga mengakibatkan banjir di sekitar Kali Perbatasan, termasuk sebagian kecamatan di Surabaya Selatan. "Surabaya ini di daerah hilir. Dengan dasar (pertimbangan masalah) di Kali Perbatasan, BBWS sudah bersurat ke Kementerian sehingga ada perbaikan di sungai," kata Cak Eri.

Surabaya juga akan mendukung langkah pembersihan sejumlah sungai di BBWS Brantas, khususnya yang ada di Surabaya.

Dimulai akhir pekan lalu, Pemkot Surabaya menerjunkan alat berat untuk mengangkat eceng gondok.

Tak hanya itu, Pemkot Surabaya juga akan memperbanyak saluran box culvert untuk memperbesar kapasitas tampungan air. 

Terutama, di beberapa titik yang bersinggungan langsung dengan DAS Brantas.

"Kami akan berkolaborasi dengan BBWS untuk mengembalikan fungsi sungai. Harapannya, dengan normalisasi ini maka aliran sungai ke laut akan semakin lancar," kata mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.

 

(Bob Koloway/TribunMataraman.com)

Editor: Haniffa Aulia Anshari

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved