Kasus Pelecehan Seksual Anak Meningkat di Pamekasan, Penggunaan Gadget Menjadi Alasan 

TRIBUNMATARAMAN.COM | PAMEKASAN - Kasus pelecehan seksual pada anak di Kabupaten Pamekasan, Madura terbilang meningkat cukup drastis saat ini.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Pamekasan, selama Januari hingga Oktober 2024 telah terjadi 15 kasus pelecehan seksual pada anak perempuan dan 1 kasus perundungan pada anak laki-laki.

Selain itu, DP3AP2KB Kabupaten Pamekasan juga mencatat anak laki-laki yang berhadapan dengan hukum, yakni 2 kasus pencurian dan 1 kasus penyalahgunaan narkotika.

Kepala DP3AP2KB Kabupaten Pamekasan, Munapik menjelaskan, beberapa faktor yang memicu anak-anak mengalami pelecehan seksual, perundungan, dan berhadapan dengan hukum.

Menurutnya, penyebab yang paling utama adalah penggunaan handphone tanpa adanya pengawasan orang tua.

Sehingga, mengakibatkan pergaulan pada anak zaman sekarang yang cenderung berbeda dibandingkan anak-anak zaman dahulu.

"Kurangnya kontrol juga dari orangtua dan juga kurangnya pendidikan agama," kata Munapik, Jumat (22/11/2024).

Menurut Munapik, pihaknya membantu memberikan pendampingan terhadap anak yang mengalami pelecehan seksual, perundungan, dan berhadapan dengan hukum, yaitu dengan cara menyiapkan konselor, psikolog dan pengacara.

Di samping itu, pihaknya melakukan sejumlah langkah untuk menekan angka kekerasan pada anak.

"Salah satunya memperbanyak sosialisasi ke lembaga pendidikan dan organisasi kemasyarakatan," tutup Munapik. 

(Kuswanto Ferdian/tribunmataraman.com)

editor: Intan Nur Azizah