Dibalik Film Dokumenter Netflix ‘What Jennifer Did’: Tragedi Memilukan Akibat Tekanan Orang Tua

Film dokumenter Netflix 'What Jennifer Did', kisah perjalanan hidup Jennifer dari seorang anak berprestasi hingga dalang dibalik rencana pembunuhan

zoom-inlihat foto Dibalik Film Dokumenter Netflix ‘What Jennifer Did’: Tragedi Memilukan Akibat Tekanan Orang Tua
Youtube
Poster Film Dokumenter Netflix 'What Jennifer Did'

TRIBUNMATARAMAN.COM -  ‘What Jennifer Did’ adalah sebuah film dokumenter Netflix yang dirilis pada 10 April 2024 lalu.

Film ini menceritakan tentang kasus seorang gadis bernama Jennifer Pan, yang menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa orang tuanya sendiri.

Jennifer merancang sebuah perampokan di rumahnya yang pada akhirnya menjadi peristiwa penembakan.

Tak disangka, alasannya melakukan perbuatan keji itu adalah karena tekanan yang ia dapat dari orang tuanya.

Ayah dan Ibu yang tak pernah puas dengan pencapaiannya, membuat Jennifer melakukan serangkaian kebohongan yang kemudian melahirkan ide sadis.

Keluarga Pan

Huei Hann Pan, ayah Jennifer, dan ibunya, Bich Ha Pan adalah pengungsi asal Vietnam yang tinggal di Kanada.

Jennifer lahir pada 17 Juni 1986 sementara adiknya Felix Pan, lahir selang tiga tahun setelahnya.

Orang tua Jennifer bekerja di sebuah pabrik. Keduanya bekerja sangat keras dengan harapan anak-anaknya bisa hidup dengan layak.

Hingga pada tahun 2004, jerih payah itu membuahkan hasil. Kehidupan keluarga Pan semakin membaik, mereka memiliki rumah yang cukup besar, mobil, dan sejumlah tabungan.

Huei dan Bich, dikenal mendidik kedua anaknya dengan keras.

Baik Jennifer maupun Felix,  diberi aturan yang sangat ketat dan dituntut menjadi anak yang berprestasi.

Tekanan dan kebohongan

Sejak kecil, Jennifer dipaksa mengikuti berbagai macam les, seperti piano, Ice Skating, bela diri, dan  berenang.

Nilai akademiknya pun terbilang bagus. Apalagi setelah orang tuanya menuntut Jennifer untuk mendapat nilai A pada setiap mata pelajarannya.

Namun, ketika memasuki kelas 8, prestasinya mulai menurun. Jennifer pun memilih berbohong dengan memalsukan rapotnya.

Setelah itu, kebohongannya terus berlanjut.

Jennifer yang gagal dalam mata pelajaran Kalkulus, membuatnya tidak jadi diterima di Ryerson University di Toronto.

Demi menghindari kekecewaan orang tuanya, ia berpura-pura melanjutkan pendidikannya.

Jennifer berbohong bahwa dirinya belajar sains disana, sebelum beralih ke jurusan farmasi di University of Toronto.

Setiap pagi, Jennifer yang berpamitan pergi kuliah, sebenarnya hanya menghabiskan waktunya di perpustakaan.

Ia juga berpura-pura mendapat beasiswa dan berhasil menipu orang tuanya agar tidak curiga.

Adapun ketika wisuda, dirinya kembali berbohong dengan mengatakan bahwa undangan bagi orang tua sangat terbatas.

Kebohongan yang terbongkar

Huei dan Bich, mulai curiga pada gelagat anaknya. Mereka lalu mengikuti Jennifer dan menemukan fakta bahwa Jennifer tidak bekerja di rumah sakit seperti yang ia katakan.

Sejak saat itu, Huei dan Bich semakin memperketat aturan pada Jennifer.

Mereka melarang segala bentuk komunikasi dan kebebasan, termasuk melarang anaknya itu menjalin hubungan dengan kekasihnya, Daniel Wong.

Jennifer dituntut untuk melanjutkan studinya di bawah pengawasan yang super ketat.

Hal ini membuat Daniel pada akhirnya memutuskan hubungan mereka.

Dalam titik terendah tersebut, Jennifer kemudian bertemu dengan Andrew Montemayor, seorang teman lamanya.

Disinilah ia mulai merencakan cara untuk melepaskan diri dari tekanan orang tuanya.

Kemudian, Jennifer, Andrew, dan teman sekamarnya Ricardo Duncan, menyusun sebuah rencana yang pada awalnya hanya bertujuan memberi pelajaran pada orang tua Jennifer.

Tragedi pembunuhan

Hubungan Jennifer dan Andrew tak berlangsung lama, keduanya putus dan Jennifer kembali dengan Daniel.

Mereka bersama-sama mempertimbangkan untuk menyewa seseorang. Daniel memberi Jennifer ponsel baru yang menghubungkannya dengan Lenford ‘Homeboy’ Crawford.

Lenford menuntut bayaran sebesar 10 ribu dolar Kanada untuk tugasnya yang di awal masih tidak jelas.

Tanpa disadari, rencana tersebut berubah menjadi skenario pembunuhan.

Daniel yang merasa mereka sudah terlalu jauh, memilih berhenti dari rencana tersebut.

Pada akhirnya, di malam 8 November 2010, sekitar pukul 22.00, Crawford bersama dengan Mylvaganam dan Eric Carty, memasuki rumah keluarga Pan.

Mereka datang bersenjata dan melancarkan aksi mereka.

Huei dan Bich dipaksa ke lantai bawah kediaman mereka dengan wajah yang ditutupi selimut.

Huei lalu ditembak sebanyak dua kali yang juga mengenai wajahnya, sementara Bich ditembak tiga kali di kepala dan langsung meninggal di tempat.

Jennifer lalu menghubungi polisi dan mengaku bahwa rumahnya dirampok dan orang tuanya ditembak sebelum para pelaku melarikan diri.

Kesaksian dan hukuman

Sejak awal, polisi sudah menaruh kecurigaan pada Jennifer. Selain karena dia adalah satu-satunya saksi yang selamat, CCTV tetangga juga menunjukkan bahwa pelaku masuk tanpa adanya pembobolan.

Huei, Ayah Jennifer yang bangkit setelah koma, meceritakan semua yang terjadi pada polisi di malam naas itu.

Jennifer kemudian terbukti bersalah  dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa kesempatan pembebasan bersyarat selama 25 tahun.

Ia juga dijatuhi hukuman atas percobaan pembunuhan yang akan dijalani secara bersamaan dengan hukuman sebelumnya.

Para pelaku yang terlibat dalam kejahatan ini juga dijatuhi hukuman yang serupa.

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved