Berita Terbaru Kota Blitar

Lewat Kelompok Wanita Tani, Pemkot Blitar Jaga Ketahanan Pangan Kota

Lewat Kelompok Wanita Tani, Pemkot Blitar menggalakkan sistem pertanian hortikultura dengan memanfaatkan lahan kosong di sekitar permukiman warga

Penulis: Samsul Hadi | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/samsul hadi
Anggota KWT Ayu Lestari RW 05 Kelurahan Klampok, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, sedang menanam sayur di lahan pekarangan sekitar permukiman. 

Produksi padi itu tidak mencukupi kebutuhan pangan bagi masyarakat Kota Blitar. Kebutuhan beras di Kota Blitar sekitar 17.023 ton per tahun.

Pemkot Blitar harus mendatangkan beras dari luar kota untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

"Produksi beras kami hanya mampu memenuhi 47 persen kebutuhan masyarakat. Untuk memenuhi kekurangannya, kami mendatangkan beras dari luar kota melalui distributor beras di toko-toko besar di Kota Blitar," ujarnya.

Kembangkan Tanaman Padi Sehat

Karena keterbatasan lahan, DKPP juga sedang mengembangkan pengolahan tanaman padi sehat menggunakan pupuk organik dan mengurangi penggunaan pupuk kimia untuk meningkatkan produksi.

DKPP memasifkan pelatihan pembuatan pupuk organik kepada kelompok tani untuk mewujudkan tanaman padi sehat.

Penerapan pengolahan tanaman padi sehat sudah dilakukan di beberapa kelurahan, di antaranya, Kelurahan Pakunden, Kelurahan Gedog, Kelurahan Ngadirejo, dan Kelurahan Klampok.

"Beberapa kelurahan itu menjadi sentra kelompok tani yang mendapat pembinaan pelatihan pupuk organik," ujar Dewi.

Untuk itu, DKPP juga mendorong petani padi tidak lagi menjadi petani gabah, tetapi menjadi petani beras.

Petani bisa menjual hasil pertanian padi sudah dalam bentuk beras kemasan, bukan gabah.

Harapannya, dengan menjadi petani beras, para petani padi bisa meningkatkan pendapatannya meski luas lahannya terbatas.

"Karena, kalau dijual gabah harganya Rp 6.000-Rp 7.000 per kilogram. Bahkan harganya pernah Rp 5.000 per kilogram. Tapi, kalau dijual beras yang sudah dikemas harganya bisa Rp 13.000-Rp 15.000 per kilogram," katanya.

Wali Kota Blitar, Santoso pengembangan tanaman padi sehat merupakan hasil sinergitas antara kelompok tani dengan DKPP Kota Blitar.

Pengembangan tanaman padi sehat menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan produksi padi di Kota Blitar.

Santoso berharap program tanaman padi sehat dapat diterapkan secara merata di seluruh kelurahan di Kota Blitar.

Dengan begitu, kebutuhan beras masyarakat Kota Blitar bisa tercukupi dari hasil panen sendiri.

"Produk beras sehat ini, ditanam petani menggunakan pupuk organik, tidak menggunakan pupuk kimia," ujarnya.

(samsul hadi/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved