Berita Terbaru Kabupaten Probolinggo

Profil Kabupaten Probolinggo: Penghasil Tembakau Terbesar Hingga Dihuni Suku Tengger Bromo

Profil Kabupaten Probolinggo yang berada di Provinsi Jawa Timur mulai informasi Wisata hingga makanan khas.

Penulis: Adzra Bilah Syazwina | Editor: faridmukarrom
Pemkab Probolinggo
Profil Kabupaten Probolinggo yang berada di Provinsi Jawa Timur mulai informasi Wisata hingga makanan khas. 

15.   Kecamatan Paiton (20 Desa)

16.   Kecamatan Pakuniran (17 Desa)

17.   Kecamatan Pajarakan (12 Desa)

18.   Kecamatan Sukapura (12 Desa)

19.   Kecamatan Sumber (9 Desa)

20.   Kecamatan Sumberasih (13 Desa)

21.   Kecamatan Tegalsiwalan (12 Desa)

22.   Kecamatan Tiris (16 Desa)

23.   Kecamatan Tongas (14 Desa)

24.   Kecamatan Wonomerto (11 Desa)

Etimologi

Pada masa pemerintahan Prabu Radjasanagara (Sri Nata Hayam Wuruk), raja Majapahit ke-IV (1350-1389), daerah yang sekarang dikenal sebagai Probolinggo disebut “Banger,” yang merujuk pada sungai yang mengalir di wilayah tersebut. Banger awalnya merupakan pedukuhan kecil di bawah kekuasaan Akuwu di Sukodono, dan disebutkan dalam buku *Negarakertagama* karya Prapanca, pujangga Kerajaan Majapahit.

Seiring perkembangan politik di Majapahit, Banger berkembang menjadi Pakuwon yang dipimpin seorang Akuwu di bawah kekuasaan Majapahit. Ketika Bre Wirabumi (Minakjinggo) dari Blambangan berkuasa, Banger, sebagai perbatasan antara Majapahit dan Blambangan, menjadi wilayah konflik dan lokasi Perang Paregreg antara Bre Wirabumi dan Prabu Wikramawardhana dari Majapahit

Pada masa pemerintahan VOC, setelah Mataram ditundukkan, daerah Banger diserahkan kepada VOC pada tahun 1743. Kyai Djojolelono diangkat sebagai Bupati Banger pertama pada tahun 1746, tetapi kemudian menyesali tindakannya setelah terpengaruh oleh politik adu domba VOC yang menyebabkan terbunuhnya Panembahan Semeru, keturunan Untung Suropati. Kyai Djojolelono akhirnya meninggalkan jabatannya dan hidup mengembara pada tahun 1768.

Sebagai penggantinya, VOC mengangkat Raden Tumenggung Djojonegoro sebagai Bupati Banger kedua, yang berhasil memajukan wilayah tersebut. Ia mendirikan Masjid Jami' sekitar tahun 1770 dan mengganti nama Banger menjadi “Probolinggo,” yang berarti sinar berbentuk tugu atau tongkat. Tumenggung Djojonegoro, juga dikenal sebagai Kanjeng Djimat, sangat dihormati oleh masyarakat dan dimakamkan di belakang Masjid Jami' setelah wafat.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved