Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Keracunan Massal di Desa Junjung Tulungagung Ditengarai Karena Nasi Berkat Yang Mulai Basi

Penyebab keracunan massal di Desa Junjung, kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, diduga karena makanan sudah mulai basi

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Sisa nasi berkat yang diamankan polisi untuk diuji di laboratorium. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung memastikan tidak ada lagi korban keracunan massal di Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol.

Dinkes mendata ada 7 warga yang menjalani perawatan dengan gejala keracunan, satu di antaranya meninggal dunia.

Data ini mengoreksi data sebelumnya yang menyebut masih ada 7 pasien yang dirawat, ditambah satu warga meninggal dunia dengan gejala keracunan.

Mereka mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi nasi berkat tingkepan, atau selamatan 7 bulan kehamilan dari Desa Dayu, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.

Menurut Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardani, sebelumnya ada 55 orang yang mengonsumsi nasi berkat itu.

“Yang dimakan itu ada nasi dengan lauk-pauknya, lalu ada jajanan. Tapi tidak semua merasakan gejala keracunan,” jelas Desi.

Dari 55 orang yang makan nasi berkat itu, ada belasan yang mengalami gejala keracunan, seperti mual, pusing, muntah dan diare.

Namun hanya 7 orang yang bergejala berat sehingga dibawa ke fasilitas kesehatan.

Yang lain bergejala ringan, ada yang diobati sendiri dan ada yang tidak memerlukan perawatan medis.

“Dari yang kami mintai keterangan, mereka juga merasakan gejala seperti mual. Tapi mereka merasa tidak perlu mendapat perawatan,” ungkap Desi.

Desi memaparkan, acara tingkepan dilaksanakan di Blitar pada Jumat (20/9/2024) malam.

Sementara hasil koordinasi dengan Dinkes Kabupaten Blitar, makanan mulai dimasak sejak pukul 10.00 WIB.

Proses memasaknya juga dilakukan oleh banyak orang, mulai dari nasi, lauk-pauk serta jajannya dimasak orang berbeda.

Makanan ini lalu dibawa ke Desa Junjung pada Jumat malam dan mulai dikonsumsi sekitar pukul 22.00 WIB.

Warga mulai merasakan sakit pada Sabtu (21/8/2024) pagi.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved