Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

RSUD dr Iskak Tulungagung Terus Memantau Kondisi Bayi Kembar Siam Pascaoperasi

RSUD dr Iskak Tulungagun lakukan pemantaun Bayi kembar siam asal Tulungagung, Arsello dan Arsenio yang telah berhasil dipisahkan di RSUD dr Soetomo

Penulis: David Yohanes | Editor: faridmukarrom
ist
Kondisi Arsello bayi kembar siam dempet bokong usai operasi pemisahan dengan saudaranya Arsenio di RSUD Dr Soetomo didampingi tim dokter dan orang tuanya. RSUD dr Iskak Tulungagun lakukan pemantaun Bayi kembar siam asal Tulungagung, Arsello dan Arsenio yang telah berhasil dipisahkan di RSUD dr Soetomo 

Upaya pertolongan dengan resusitas tidak membuahkan hasil, Arsenio akhirnya meninggal dunia. 

Operasi terus dilanjutkan dan tuntas pada pukul 16.20 WIB. Kondisi bayi Arsello kini telah membaik, tidak lagi menggunakan ventilator dan sudah bisa minum.

“Kami masih koordinasi dengan Tim dr Soetomo, prosesnya masih panjang. Kami akan ketemu lagi pascaoperasi,” ujar dr Aini.

Bayi kembar siam Tulungagung ini dioperasi pada usia 4 bulan, dari rencana awal di usia 8 bulan. 

Namun menurut dr Aini, kedua bayi pada prinsipnya sudah siap dipisahkan dalam kondisi darurat.

Pembiayaan operasi pemisahan ini didukung oleh BPJS Kesehatan, Pemprov Jatim dan Pemkab Tulungagung melalui RSUD dr Iskak.

“Kami di-support sekali oleh BPJS Kesehatan selama dirawat di sini. Ini masih kami koordinasikan kelanjutannya bagaimana. Jadi dicover sepenuhnya oleh pemerintah,” tegas dr Aini.

Rencananya Arsello akan dipindahkan ke ruang perawatan biasa karena kondisinya sudah membaik. Jika tidak ada infeksi dan pergerakannya baik, sekurangnya 1 minggu kemudian dia bisa pulang. 

Sebelumnya RSUD dr Iskak membentuk tim untuk merawat bayi kembar siam dempet bokong ini. Rumah sakit milik Pemkab Tulungagung ini menyiapkan satu tim dokter dan tim perawat untuk menangani bayi ini. 

Saat itu kondisi bayi hanya mempunyai satu dubur, satu penis, dua skrotum (kantung buah pelir) namun hanya satu yang terisi.

Kembar siam adalah kejadian langka, dengan perbandingan 1 banding 250.000 kelahiran hidup. Kasus ini bukan karena kelainan dari orang tua, namun karena kegagalan sel telur memisah sempurna.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman

(tribunmataraman.com)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved