Penjelasan Dinas Pendidikan Trenggalek Soal Atap Bangunan SMPN 1 Suruh yang Nyaris Runtuh

TRIBUNMATARAMAN.COM | TRENGGALEK - Ruang guru dan toilet siswa laki-laki SMPN 1 Suruh mengalami kerusakan parah hingga tidak bisa digunakan.

Kerangka atap kedua bangunan tersebut sudah lapuk dimakan rayap hingga membuat posisi atap turun dari yang seharusnya.

"(Kerusakan kedua bangunan) Itu menjadi atensi Pemkab, kami lakukan perencanaan (tahun) berikutnya untuk fasilitas dan sarpras yang ada di sana," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek, Agoes Setiyono, Sabtu (27/7/2024).

Baca juga: Prihatin, di Kabupaten Trenggalek Ada Ruang Guru dan Toilet SMP Negeri yang Terancam Roboh

Agoes memastikan setiap tahunnya Pemkab Trenggalek mengupayakan pembangunan agar gedung kelas, sarana prasana, dan infrastruktur sekolah lainnya dalam keadaan layak.

"Tapi memang semuanya dipertimbangkan berdasarkan skala prioritas," lanjutnya.

Termasuk SMPN 1 Suruh, menurut Agoes setiap tahun pasti mendapatkan anggaran perbaikan namun untuk bangunan lainnya.

"Sekolah kita kan banyak, jumlah SMP kita 50-an, lalu SD ada 417-an, kita harus membagi potensi dan sumber daya keuangan harus secara bertahap," terang Agoes.

Diberitakan sebelumnya, kondisi bangunan SMPN 1 Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek memprihatinkan, Kamis (25/7/2024).

Setidaknya ada dua bangunan yang rusak parah dan tidak bisa digunakan lagi yaitu ruang guru dan toilet siswa laki-laki.

Dari pantauan di lokasi, plafon ruang guru di sekolah tersebut jebol. Dari lubang itu nampak struktur atau kerangka utama atap sudah rapuh digerogoti rayap.

Tak hanya itu, plafon di sudut-sudut ruangan juga nampak bergelombang. Kondisi tersebut diperparah dengan kusen kayu jendela yang juga mulai lapuk.

Kondisi toilet siswa laki-laki lebih parah. Atap toilet tersebut sudah mulai turun dari posisi seharusnya dan terancam ambruk. Atap toilet tersebut juga nampak bergelombang, pertanda struktur penopangnya yang sudah patah di sana-sini.

Humas SMPN 1 Suruh, Maryoto menuturkan kerusakan ruang guru mulai nampak parah dalam setahun terakhir, hingga para guru memutuskan untuk mengungsi ke aula.

"Untuk ruang guru memang sudah tidak bisa dipakai, dari dinas (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga) juga merekomendasikan agar disegel karena sudah tidak memungkinkan dan berbahaya kalau digunakan," kata Maryoto, Kamis (25/7/2024).

Para guru sempat mengungsi ke salah satu ruang kelas, namun dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini, antusias untuk mendaftar ke SMPN 1 Suruh tinggi, sehingga jumlah murid yang diterima lebih banyak dari pada tahun-tahun sebelumnya.