Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Aktivis Temukan Dugaan Pencemaran Sungai Ngrowo dan Kali Song Tulungagung

Aktivis lingkungan Kabupaten Tulungagung menemukan pencemaran berat di Sungai Ngrowo dan Kali Song.

|
Penulis: David Yohanes | Editor: faridmukarrom
David Yohanes
Aktivis lingkungan Kabupaten Tulungagung menemukan pencemaran berat di Sungai Ngrowo dan Kali Song. 

Sementara pengujian di Kali Song, mendapati suhu yang mencapai 41 derajat celcius.

Hasil uji sampel air di 3 titik berbeda, mendapati kadar oksigen terlarut mencapai -3,2 mg/L.

Para aktivis kemudian menuju ke outlet limbah cair PG Mojopanggung yang berupa sungai kecil.

Sungai ini mengalirkan air pembuangan PG Mojopanggung ke Kali Ngrowo.

Hasil uji sampel air di titik ini, kadar oksigen terlarut -2,6 mg/L, sementara suhunya mencapai 44 derajat celcius.

Dari data hasil uji sampel air ini disimpulkan, sumber pencemaran berasal dari outlet PG Mojopanggung, lalu terakumulasi di Kali Song sebelum masuk ke Sungai Ngrowo.

“Suhu air yang ekstrem  menciptakan kondisi tidak layak bagi kehidupan akuatik, dan memicu ancaman bencana ekologis,” ujar Amel, mahasiswi Biologi dari UIN Sayyid Ali Rahmatullah yang ikut pengujian.

Koordinator Alwi Tulungagung, Harun, mengatakan tingkat pencemaran di Kali Song dan Sungai Ngrowo tidak bisa diabaikan karena mengancam ekosistem dan keanekaragaman hayati.

Untuk memulihkan kondisi Kali Song dan Sungai Ngrowo, terlebih dulu sumber pencemaran harus dihentikan.

Setelah itu harus dilakukan upaya pemulihan di perairan yang sudah tercemar, misalnya mengeruk sedimen limbah yang sudah terbentuk.

“Harus ada pengendalian sumber pencemaran, pembersihan dan normalisasi sungai. Tak kalah penting meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan air sungai,” katanya.

Harun juga mengusulkan adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)  komunal di permukiman sepanjang bantaran sungai.

Dengan demikian tidak ada limbah domestik yang turut mencemari sungai.

Selama ini air dari Sungai Ngrowo juga masuk ke Sungai Brantas yang menjadi  bahan baku PDAM di Surabaya dan Sidoarjo.

“Karena itu Alwi Tulungagung mendorong pemerintah dan lembaga terkait, seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas untuk mengambil langkah nyata untuk mengatasi masalah ini,” pungkas Harun.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman

(tribunmataraman.com)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved