Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Aktivis Temukan Dugaan Pencemaran Sungai Ngrowo dan Kali Song Tulungagung

Aktivis lingkungan Kabupaten Tulungagung menemukan pencemaran berat di Sungai Ngrowo dan Kali Song.

|
Penulis: David Yohanes | Editor: faridmukarrom
David Yohanes
Aktivis lingkungan Kabupaten Tulungagung menemukan pencemaran berat di Sungai Ngrowo dan Kali Song. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG - Aktivis lingkungan Kabupaten Tulungagung yang terdiri dari Aliansi Lereng Wilis (Alwi), Ecoton dan para mahasiswa menemukan pencemaran berat di Sungai Ngrowo dan Kali Song.

Kondisi pencemaran ini sudah pada tahap mengancam kehidupan hewan dan tumbuhan air di dalamnya.

Salah satu sumber pencemaran ini diidentifikasi dari pembuangan limbah cair PG Mojopanggung.

“Hasil pengujian kualitas air di dua sungai ini menemukan pencemaran yang sudah pada tahap mengkhawatirkan. Perlu ada tindakan segera,” ujar koordinator kegiatan uji kualitas air dari Alwi, Agus Suprianto.

Baca juga: 4 Warga Blitar Tewas dalam Kecelakaan di Tol Kendal-Semarang, Begini Suasan di Rumah Duka

Baca juga: Pj Bupati Heru Mulai Memperkenalkan Batik Khas Tulungagung, Bermotif Lurik Ngrowo

Sampel di Sungai Ngrowo diambil dari Dam Majan dan Taman Kali Ngrowo.

Sementara sampel Kali Song diambil dari permukiman dan saluran pembuangan (outlet) Pabrik  Gula Mojopanggung.

Kali Song juga bermuara di Sungai Ngrowo, sehingga pencemaran di Kali Song akan mencemari juga Sungai Ngrowo.

“Sebelumnya ada laporan dari warga, air Sungai Ngrowo mengeluarkan bau tidak sedap dan berwarna putih keruh,” sambung Agus.

Hasil uji sampai air Sungai Ngrowo ditemukan kadar fosfat sangat tinggi, sementara kadar oksigen larut sangat rendah.

Kadar fosfat di angka 6,6 mg/liter, sementara kadar oksigen terlarut dalam air 0,3 mg/liter.

Sementara batas aman kadar fosfat 0,2 mg/L dan oksigen terlarut dalam air 4 mg/L.

Hal ini mengacu Peraturan Pemerintah (PP) nomor 22 tahun 2021, tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pada lampiran vi.

Tingginya Fosfat berpotensi memicu ledakan pertumbuhan alga (eutrofikasi), yang dapat menguras oksigen terlarut dalam air.

Rendahnya kadar oksigen terlarut dalam air juga mengancam kelangsungan hidup organisme air seperti, ikan yang sensitif terhadap perubahan oksigen.

“Kadar oksigen rendah memicu stress pada hewan air, bahkan menyebabkan kematian. Dampak jangka panjangnya adalah kepunahan ikan,” tegas Agus.

Sementara pengujian di Kali Song, mendapati suhu yang mencapai 41 derajat celcius.

Hasil uji sampel air di 3 titik berbeda, mendapati kadar oksigen terlarut mencapai -3,2 mg/L.

Para aktivis kemudian menuju ke outlet limbah cair PG Mojopanggung yang berupa sungai kecil.

Sungai ini mengalirkan air pembuangan PG Mojopanggung ke Kali Ngrowo.

Hasil uji sampel air di titik ini, kadar oksigen terlarut -2,6 mg/L, sementara suhunya mencapai 44 derajat celcius.

Dari data hasil uji sampel air ini disimpulkan, sumber pencemaran berasal dari outlet PG Mojopanggung, lalu terakumulasi di Kali Song sebelum masuk ke Sungai Ngrowo.

“Suhu air yang ekstrem  menciptakan kondisi tidak layak bagi kehidupan akuatik, dan memicu ancaman bencana ekologis,” ujar Amel, mahasiswi Biologi dari UIN Sayyid Ali Rahmatullah yang ikut pengujian.

Koordinator Alwi Tulungagung, Harun, mengatakan tingkat pencemaran di Kali Song dan Sungai Ngrowo tidak bisa diabaikan karena mengancam ekosistem dan keanekaragaman hayati.

Untuk memulihkan kondisi Kali Song dan Sungai Ngrowo, terlebih dulu sumber pencemaran harus dihentikan.

Setelah itu harus dilakukan upaya pemulihan di perairan yang sudah tercemar, misalnya mengeruk sedimen limbah yang sudah terbentuk.

“Harus ada pengendalian sumber pencemaran, pembersihan dan normalisasi sungai. Tak kalah penting meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan air sungai,” katanya.

Harun juga mengusulkan adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)  komunal di permukiman sepanjang bantaran sungai.

Dengan demikian tidak ada limbah domestik yang turut mencemari sungai.

Selama ini air dari Sungai Ngrowo juga masuk ke Sungai Brantas yang menjadi  bahan baku PDAM di Surabaya dan Sidoarjo.

“Karena itu Alwi Tulungagung mendorong pemerintah dan lembaga terkait, seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas untuk mengambil langkah nyata untuk mengatasi masalah ini,” pungkas Harun.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman

(tribunmataraman.com)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved