Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung
Sudah 2 Minggu Nelayan Pantai Popoh Tulungagung Stop Melaut Karena Gelombang Tinggi
Sudah 2 minggu nelayan pantai Popoh Tulungagung berhenti melaut karena ancaman gelombang tinggi.
TRIBUNMATARAMAN.COM - Sudah 2 minggu nelayan pantai Popoh Tulungagung berhenti melaut.
Perahu-perahu mereka disandarkan di dermaga tempat pelelangan ikan.
Mereka tak melaut sementara karena ancaman ombak besar.
Selama 2 minggu itu pun mereka manfaatkan untuk memperbaiki perahu.
Menurut salah satu juragan kapal nelayan, Mohammad Sadat, ombak di tengah mencapai 4-5 meter.
Situasi ini membahayakan keselamatan sehingga para nelayan memilih berhenti melaut.
"Sebelumnya memang sudah ada peringatan tertulis dari BMKG terkait gelombang tinggi," ungkap Sadat, Jumat (15/3/2024).
Meski demikian, nelayan dengan kapal kecil masih berani melaut.
Mereka biasanya mencari ikan 1-2 mil sehingga ombaknya tidak sebesar di tengah.
Menggunakan jaring dasar atau jaring titil, para nelayan ini bisa menangkap kakap kecil atau ikan layur.
"Kalau masih ada stok ikan, biasanya dari nelayan-nelayan kecil itu. Kalau yang besar berhenti total," sambung Sadat.
Para nelayan kapal kecil ini hanya bisa melaut saat pagi hari hingga pukul 11.00 WIB, saat laut masih tenang.
Setelah jam 11.00 WIB angin kencang bertiup hingga malam hari.
Cuaca buruk ini diperkirakan berlangsung sampai Senin (18/3/2024).
Banjir Rob
Cuaca buruk juga sempat diwarnai banjir rob atau banjir karena air laut pasang, Kamis (14/3/2024).
Salah satu permukiman yang terdampak adalah kampung nelayan Pantai Sidem Desa Besole, Kecamatan Besuki.
Air laut naik hingga mencapai deretan warung milik warga yang ada di tepi pantai.
"Tapi air tidak sampai masuk ke permukiman warga. Hanya di sekitar warung lokasi wisata," ujar Ketua Relawan Bencana Pantai Sidem, Sumarianto.
Banjir rob ini tidak sampai menyebabkan kepanikan warga.
Dalam waktu tak berapa lama air laut kembali surut dan situas kembali normal.
Sebelumnya warga Sidem telah terbiasa mengalami rob yang menjangkau permukiman mereka, dengan ketinggian sekitar 30 cm.
"Yang kemarin itu tidak sampai saya laporkan, karena situasinya tidak membahayakan," ucap Sumarianto.
(David Yohanes/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Bantuan IPAL Biogas PJT I di Desa Kradinan Tulungagung, Ubah Limbah Peternakan Jadi Gas |
![]() |
---|
77 SK PPPK Tahap 2 Kabupaten Tulungagung Siap Dibagikan, Tinggal Menunggu Tanda Tangan Bupati |
![]() |
---|
Khawatir Aksi Massa Anarkis, Ribuan Siswa di Kecamatan Tulungagung Ikuti Pembelajaran Daring |
![]() |
---|
Ribuan Warga Gelar Apel Kebangsaan Jaga Tulungagung dari Aksi Anarkis |
![]() |
---|
Perguruan Silat di Tulungagung Dilibatkan Jaga Kondusivitas, Diminta Waspadai Provokasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.