Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Ratusan Warga PSHT Datangi PN Tulungagung Untuk Dukung Pelatih yang Jadi Tersangka

Ratusan warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) mendatangi Pengadilan Negeri (PN) Tulungagung, Jumat (5/1/2024) pagi.

|
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Massa PSHT yang memberi dukungan permohonan praperadilan penetapan tersangka DAR, seorang pelatih pencak silat. 

Dalam hal ini LHA PSHT Cabang Tulungagung menilai penetapan tersangka pada DAR adalah cacat hukum.

Sebelumnya LHA PSHT Cabang Tulungagung juga mendampingi DAR saat proses rekonstruksi di TKP, lapangan SMAN 1 Ngunut.

Menurut Indah, dari adegan awal sampai adegan akhir tidak ditemukan sama sekali kekerasan yang patut dicurigai penyebab kematian korban.

Tidak ada benturan di kepala korban seperti penjelasan yang diterima media selama ini.

Rekaman CCTV di lokasi latihan juga disebut tidak menunjukkan benturan di belakang kepala.

Kasi Hukum Polres Tulungagung, Kompol Suwoyo, menegaskan proses hukum sudah berjalan semestinya.

Dimulai laporan polisi dari keluarga korban lalu proses penyelidikan dan penyidikan, hingga upaya paksa penangkapan dan penahanan.

“Tidak ada prosedur yang dilanggar, semua sudah sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur) Penyidikan Tindak Pidana,” tegasnya.

Kasus ini bermula saat REB berlatih pencak silat di SMAN 1 Ngunut, pada Sabtu (18/11/2023) pukul 14.00 WIB dan pulang pukul 18.00 WIB.

Sesampai rumah korban mengeluh sakit punggung. Keesokan harinya, Minggu (19/11/2023) kondisinya memburuk karena sudah kehilangan selera makan.

Keluarga membawa ke RS Era Medika pada Selasa (21/11/2023) dan diketahui saturasi oksigen hanya 67 persen.

Setelah mendapat perawatan kondisinya terus membaik dan akan dilepas selang oksigennya.

REB sempat duduk dan berjalan di ruang perawatan, namun kemudian dia kejang dan meninggal dunia pada Rabu (22/11/2023) kemarin.

Keluarga melaporkan kematian REB ke Polres Tulungagung karena curiga siswa kelas IX SMPN 1 Ngunut ini cedera saat latihan pencak silat. 

Hasil autopsi menunjukkan sejumlah luka di tubuh korban, seperti di di leher bagian belakang, rongga dada sama di rongga otak.

Dari semua luka itu, yang paling fatal adalah pendarahan di rongga otak. Luka ini yang menyebabkan korban akhirnya meninggal dunia.

Pendarahan di rongga otak dimungkinkan terjadi karena benturan dengan benda keras.

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer
 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved