Bunuh Diri Sekeluarga di Pakis Malang

Guru SD di Pakis Malang Bunuh Diri Bersama Keluarganya, SDN 3 Sukun Kibarkan Bendera Setengah Tiang

SDN 3 Sukun kota Malang mengibarkan bendera setengah tiang setelah Wahab Effendi, guru di sekolah itu bunuh diri bersama keluarganya di Pakis Malang

Editor: eben haezer
benni indo
Ruang kelas 5B tempat Wahab mengajar para siswanya semasa hidup 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Wahab Effendi, guru SD di kecamatan Pakis, kabupaten Malang, diduga bunuh diri bersama istri dan anaknya, kemarin (12/12/2023).

Kematian Wahab ini membuat para koleganya di SDN 3 Sukun, Kota Malang, terpukul. 

Mereka seolah tidak percaya pada realitas yang terjadi terhadap Wahab bersama istri dan anak keduanya. 

Baca juga: Kronologi Guru SD Sekeluarga Bunuh diri di Pakis Malang, Korban Meninggal di RS

Kesedihan itu masih terasa di sekolah, sehari setelah kepergian Wahab.

Sejumlah guru dari sekolah lain datang ke SDN 3 Sukun untuk berbelasungkawa. Bagi mereka, sosok Wahab dikenal sebagai orang yang rajin dan disiplin. 

Pengabdiannya di SDN 3 Sukun sejak awal 2000-an telah menorehkan sejumlah prestasi melalui peserta didiknya. Wahab dikenal sebagai guru yang pandai mengajar Matematika.

Kepala Sekolah SDN 3 Sukun, Sri Mursinah sangat terpukul ketika pertama kali mendengar kabar kalau Wahab telah meninggal bersama istri dan anaknya. 

Baca juga: Guru SD Diduga Bunuh Diri Bersama Keluarga di Pakis Malang, Tinggalkan Pesan Terakhir Untuk Anak

Ditemui di ruang kerjanya, ia terlihat begitu sedih sembari menceritakan apa yang ia alami.

Pada hari kejadian, Sri baru saja pulang rapat. Ia menyempatkan diri pulang ke rumah untuk ganti pakaian.

Ketika hendak masuk rumah, ia mendapat kabar kalau dari seorang guru di sekolah mengenai kondisi Wahab dan keluarganya.

"Inalillahi, kecelakaan apa? Saya begitu," ujar Sri, Rabu (13/12/2023).

Suara dari sambungan telefon itu mengatakan kalau Wahab meninggal diduga kuat bunuh diri. Ia meninggal bersama istri dan seorang anaknya. Mendengar informasi tersebut, Sri mengaku tidak percaya awalnya.

"Tidak mungkin. Saya sudah kaget berat. Saya tidak percaya dengan kejadian itu. Bohong itu paling, hoaks mungkin, saya bilang begitu," terang Sri.

Sri lantas menuju RS Saiful Anwar tempat jenazah dievakuasi. Ketika berada di RS Saiful Anwar, Sri melihat sendiri sosok jenazah Wahab. Momen itu sangat memukul perasaan Sri yang sudah menganggap Wahab seperti anaknya sendiri.

"Ya Allah, nak, mengapa kamu menempuh jalan seperti ini? Saya baru percaya karena melihat ia terbujur kaku" ujar Sri mengisahkan saat dirinya berada di Kamar Mayat RS Saiful Anwar.

Di mata Sri dan kawan-kawan kerja sekantornya, Wahab dinilai sebagai orang yang rajin dan disiplin. Ia mengerjakan tugas dengan baik. Wahab juga dikenal sebagai sosok yang rajin beribadah. Ia sering pulang paling akhir karena menyelesaikan salat ashar di sekolah.

Dia kemudian menunjukkan sebuah foto yang memperlihatkan para guru berdiri berbaris di SDN 3 Sukun.

Di foto itu, Wahab berdiri paling kiri, mengenakan baju putih dan celana kain hitam.

Foto itu diambil pada Senin (11/12/2023).

Setelah pengambilan foto tersebut, Wahab pamit dengan alasan hendak menjemput anaknya.

Demikian juga disampaikan Satuan Pengamanan SDN 3 Sukun, Mulyadi.

Dia mengatakan terakhir kali bertemu Wahab pada Senin pagi (11/12/2023).

Saat itu, Wahab pamitan hendak menjemput anaknya yang sekolah di SMP 3 Kota Malang. Tak seperti biasa Wahab pamitan pukul 9 pagi untuk menjemput anaknya.

Setelah menjemput anaknya, Wahab tidak kembali ke sekolah. Keesokan harinya, ia dikabarkan meninggal dunia di rumahnya, Desa Saptorenggo, Pakis, Kabupaten Malang. 

Mulyadi masih tidak bisa mempercayai kalau Wahab telah meninggal. Meskipun tidak begitu dekat dengan Wahab, namun Mulyadi mengenal sosok Wahab sebagai orang yang rajin dan disiplin.

"Saya sering bertemu beliau pada saat berwudu. Beliau orang yang rajin beribadah," ujarnya.

Setiap hari, Wahab datang ke sekolah dengan sepeda motor bebek. Ia merupakan guru dengan status P3K. Wahab adalah angkatan pertama guru yang lulus P3K pada 2019 di SDN 3 Sukun. Selama ini, Wahab mengajar di kelas 5B.

Ruang kelas tempat wahab mengajar telah sepi pada Rabu siang (13/11/2023). Tidak terlihat ada keramaian anak-anak sekolah seperti hari biasanya. Para murid telah pulang selepas melakukan doa bersama sebelumnya. 

Para murid itu, tidak akan pernah lagi melihat Wahab mengajar di depan kelas. Meja dan sejumlah peralatan mengajar tertata rapi di meja. Di ruangan inilah Wahab sehari-hari mendidik para murid. 

Bendera setengah tiang juga dikibarkan di lingkungan sekolah sebagai bentuk penghormatan dan duka yang dirasakan.

Para guru dan murid merasa telah kehilangan sosok yang bersahaja dan cerdas.

Pada Rabu pagi, 333 murid yang sekolah di SDN 3 Sukun beserta para guru, karyawan dan sejumlah wali murid memanjatkan doa bersama atas kepergian Wahab dan keluarga untuk selama-lamanya.

Catatan redaksi: Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak yang dapat membantu.

(benni indo/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved