Bunuh Diri Sekeluarga di Pakis Malang

Kronologi Guru SD Sekeluarga Bunuh diri di Pakis Malang, Korban Meninggal di RS

Kronologi sementara tragedi guru SD sekeluarga bunuh diri bersama keluarganya di desa Saptorenggo, kecamatan Pakis, Kabupaten Malang

Editor: eben haezer
purwanto
Polisi melakukan olah TKP dugaan bunuh diri sekeluarga di Desa Saptorenggo, kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Selasa (12/12/2023) 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Wahab (38), guru SD yang diduga bunuh diri bersama istri dan anaknya di desa Saptorenggo, kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, sempat dilarikan ke RS sebelum akhirnya meninggal dunia, Selasa (12/12/2023).

Hal tersebut disampaikan Iswahyudi, Ketua RT 03/RW 10 Dusun Boro Bugis, desa Saptorenggo, kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.

Kata dia, warga mendapatkan kabar tragedi ini saat anak sulung korban, berteriak meminta tolong kepada tetangga dari dalam rumah. 

Baca juga: BREAKING NEWS - Guru SD Sekeluarga Diduga Bunuh Diri di Pakis Malang, Tiga Orang Tewas

Sepertinya, permintaan tolong ini disampaikan anak tersebut atas perintah sang ayah yang saat ditemukan, masih bernyawa namun kritis.

Mendengar teriakan minta tolong dari dalam rumah, tetangga pun berdatangan.

Namun, warga sempat kesulitan masuk karena ternyata pintu dikunci dari dalam.

Singkat kata, warga pun berhasil memasuki rumah tersebut dan mendapati korban di dalam kamar.

Baca juga: Guru SD yang Diduga Bunuh Diri Sekeluarga di Pakis Malang Punya 2 Anak Kembar, Satu Ikut Tewas

"Yang saya tahu, pak Wahab masih hidup saat ditemukan. Terus dibawa ke rumah sakit supaya tertolong. Setengah jam kemudian, meninggal. Kalau yang dua orang (istri dan anak), saya tidak tahu," kata Iswahyudi.

Dia menyampaikan pula, informasi yang dia dapatkan dari warga lainnya, sebelumnya, empat orang dalam keluarga itu tidur dalam satu kamar.

"Kemudian dia meminta satu anaknya pindah tidur ke depan. jadi di kamar yang tidur 3 orang," lanjutnya.

Iswahyudi tak tahu persis apa yang memicu tragedi itu. Apalagi, sebelumnya sama sekali tak ada tanda-tanda semacam keributan di rumah tersebut.

Sehari-hari, Wahab juga tampak lebih sibuk bekerja.

"Dia (Wahab) itu aktifnya bekerja. Jadi sampai malam. Kadang ngelesi. Setahu saya (keluarganya) aman, gak ada masalah," sambungnya.

Kata dia lagi, korban dan keluarganya sebenarnya bukan warga asli desa tersebut. Di rumah tersebut, mereka indekos.

"Mereka ngekos di rumah itu. Sudah 7 tahun. Mulai anaknya masih kecil belum sekolah, sampai SMP," lanjutnya.

(purwanto/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved