Mata Lokal Memilih

Begini Jawaban Cawapres Mahfud MD Saat Ditanya Bentuk Kabinet Tanpa Anggota Partai Politik

Mahfud MD tidak ingin menjadi demagog atau orang yang tidak bisa memenuhi janjinya saat ditanya Bentuk Kabinet Tanpa Anggota Partai Politik

Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: faridmukarrom
Sofyan Arif Candra
Mahfud MD tidak ingin menjadi demagog atau orang yang tidak bisa memenuhi janjinya saat ditanya Bentuk Kabinet Tanpa Anggota Partai Politik 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Calon Wakil Presiden nomor urut tiga, Mahfud MD tidak ingin menjadi demagog atau orang yang tidak bisa memenuhi janjinya.

Menurut Mahfud, dalam demokrasi selalu  ada politisi yang menjadi demagog, yaitu orang yang pandai memberi janji terutama saat kampanye tapi tidak pernah bisa memenuhi janjinya ketika memperoleh jabatan yang diinginkan.

"Dia tidak tahu apa yang akan dikerjakan tapi dijanjikan, setelah jadi tidak bisa dilakukan," kata Mahfud MD, ditemui di Ponpes Sulaiman, Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, Sabtu (2/12/2023).

Menkopolhukam tersebut menceritakan di sela - sela forum dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ia ditanya kemungkinan untuk membentuk kabinet tanpa orang dari anggota partai politik.

Baca juga: UMK Trenggalek 2024 yang Ditetapkan Gubernur Jatim Sudah Sesuai Usulan Bupati Mas Ipin

"Saya langsung jawab 'tidak bisa', dimana-mana seluruh dunia menteri itu dari parpol, kalau jadi presiden dan wapres (kabinetnya) tetap dari partai ditambah profesional tapi yang dari Parpol pun harus zaken kabinet," ucap Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi tersebut.

Mahfud menilai banyak anggota partai politik yang ahli dan berkompeten dalam bidang tertentu dan layak untuk mengisi kursi menteri.

"Yang penting milih orangnya yang benar, masak orangnya pintar dilarang jadi menteri," tegasnya.

Mahfud MD mencontohkan di Inggris, Malaysia, dan Amerika, semua menterinya berasal dari anggota partai politik yang ditentukan oleh koalisi yang menang dalam Pemilu.

"Sedangkan partai yang lain menjadi oposisi, tapi kalau kita bisa dicampur saja, kalau mau koalisi ayo bersatu, (kursi menteri) dibagi, itu cara berpolitik Indonesia," pungkasnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman

(tribunmataraman.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved