Ironi Keluarga Miskin di Blitar

Kata Kades Soal Keluarga Miskin dan Difabel di Blitar yang Dapat Perhatian Dari Susi Pudjiastuti

Kondisi sebenarnya keluarga miskin dan difabel di Kesamben Blitar yang tak punya e-KTP dan dapat perhatian dari Susi Pudjiastuti

Penulis: Samsul Hadi | Editor: eben haezer
ist
Kondisi rumah Sasmiati di Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Selasa (3/10/2023).  

TRIBUNMATARAMAN.COM - Satu keluarga terdiri atas ibu dan tiga anak, semuanya penyandang disabilitas keterbelakangan mental yang tinggal di rumah tidak layak huni di Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar butuh perhatian pemerintah.

Mereka, Sasmiati (58) bersama tiga anaknya, Guruh Rahayu (28), Dewi Utari dan Elawati. Dewi Utari dan Elawati masih usia SMA.

Keluarga tersebut sempat tidak mendapat bantuan sosial dari pemerintah selama setahun terakhir karena tak memiliki e-KTP.

Baca juga: Susi Pudjiastuti Minta Keluarga Difabel Miskin di Srengat Blitar Dibantu Buat E-KTP, Siap Biayai

Kepala Desa Pagerwojo, Mujiadi mengatakan Sasmiati bersama tiga anaknya memang mengalami keterbelakangan mental.

Status Sasmiati janda setelah ditinggal suaminya meninggal dunia beberapa tahun lalu.

"Bu Sasmiati dan tiga anaknya memang mengalami keterbelakangan mental. Bu Sasmiati secara fisik sehat, tapi mohon maaf mentalnya kurang sehat," kata Mujiadi dihubungi Selasa (3/10/2023).

Dikatakannya, sebelumnya, Sasmiati bersama tiga anaknya tinggal bersama ibunya, Warti di rumah tersebut.

Rumah yang ditempati Sasmiati bersama tiga anaknya merupakan rumah milik ibunya, Warti.

Sekitar setahun lalu, Warti ikut anaknya yang lain di Kalimantan. Sejak itu, Sasmiati bersama tiga anaknya tinggal di rumah milik ibunya.

Sejak itu pula, bantuan sosial dari pemerintah kepada keluarga Sasmiati terputus. Karena, setelah ibunya pindah ke Kalimantan, kartu keluarga Sasmiati dan Warti (ibunya) pisah.

"Dulu Sasmiati satu KK dengan ibunya, Warti. Karena ibunya pindah ke Kalimantan, KK-nya dipisah, akhirnya (Sasmiati) tidak dapat bantuan," ujar Mujiadi.

Dikatakannya, ketika masih satu KK dengan ibunya, keluarga Sasmiati terdaftar penerima bantuan sosial PKH.

Namun, setelah pisah KK dengan ibunya, keluarga Sasmiati belum terdaftar lagi sebagai penerima bantuan sosial.

"Kemarin desa juga masih ragu untuk memberikan bantuan BLT, karena khawatir dobel penerima bantuan. Karena kami juga belum kroscek statusnya," katanya.

Menurutnya, selama ini keluarga Sasmiati hidup dari bantuan tetangga. Selain itu, anak pertama Sasmiati, Guruh Rahayu ikut kerja di persewaan sound system milik tetangganya.

Karena tahu kondisi Guruh, pemilik persewaan sound system tidak memberikan semua gaji berapa uang kepada Guruh.

Biasanya, sebagian gaji diberikan berupa sembako dan langsung diserahkan kepada Sasmiati.

"Kalau gajian tidak dikasihkan ke anaknya uang full, sebagian dibelikan beras. Karena kalau diberikan uang full dihabiskan anaknya. Dari Lazisnu Desa Pagerwojo juga rutin memberikan bantuan ke keluarga Sasmiati tiap bulan," ujarnya.

Sedang dua anak perempuan Sasmiati, masih sekolah di SLB Kesamben. Tiap hari, kedua anak perempuan Sasmiati jalan kaki dari rumah ke sekolah.

"Dua anak perempuannya tiap hari jalan kaki dari rumah ke sekolah. Kami suruh naik ojek mereka juga tidak mau," katanya.

Menurutnya, Sasmiati sebenarnya punya saudara satu desa tapi beda RT di Desa Pagerwojo. Tetapi, saudara Sasmiati statusnya juga janda.

Dapat Perhatian Susi Pudjiastuti

Sebelumnya, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti meminta agar keluarga difabel miskin di Kabupaten Blitar yang tak mendapatkan bantuan pemerintah karena tak punya e-KTP, dibantu pengurusannya, agar segera dapat bansos. 

Hal ini dia sampaikan lewat media sosial X (Twitter) saat menanggapi pemberitaan tentang keluarga miskin dan difabel di Desa Pagerwojo, kecamatan Kesamben, kabupaten Blitar, yang tak mendapatkan bantuan sosial karena tak memiliki e-KTP.

Dalam unggahan itu, Susi juga menyatakan bakal mengganti biaya yang diperlukan dalam pengurusan e-KTP tersebut.

"Adakah yg bisa buatkan E KTP nya dan antarkan lalu daftarkan? Kalau sudah jadi saya ganti biayanya," tulis Susi Pudjiastuti, Selasa (3/1/2023).

Unggahan Susi Pudjiastuti ini langsung mendapat respon dari Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak.

Menggunakan akun @EmilDardak, Wagub menyatakan telah mendapat informasi mengenai keluarga miskin dan difabel di Kabupaten Blitar tersebut.

Dia juga menyatakan telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk segera menangani permasalahan tersebut.

"Terima kasih bu @susipudjiastuti. Kami sudah koordinasikan dengan dinsos agar segera ada penanganan. Sebenarnya sekarang sdh ada layanan pengurusan e-KTP sistem jemput bola utk warga yg kesulitan ke kantor dukcapil. Situasi keluarga ini tentu jdi referensi berharga bagi kami kedepannya. Sehat selalu ibu," demikian ditulis Emil Dardak.

(samsul hadi/tribunmataraman.com)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved