Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Setelah Dipanggil Sekda, Dishub Tulungagung Batalkan Pembatasan Operasional Bus Sekolah

Setelah dipanggil Sekda, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Tulungagung membatalkan pembatasan operasional bus sekolah.

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Bus sekolah yang diparkir di area parkir Dinas Perhubungan Kabupaten Tulungagung. 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Tulungagung membatalkan pembatasan operasional bus sekolah.

Sebelumnya Dishub telah mengeluarkan surat pemberitahuan kepada orang tua siswa, bahwa per Senin (11/9/2023) bus sekolah hanya melayani keberangkatan.

Sedangkan penjemputan kepulangan ditiadakan karena masalah keterbatasan anggaran bahan bakar.

Baca juga: Anggaran Terbatas, Layanan Bus Sekolah di Tulungagung Akan Dihentikan Saat Kepulangan

Pembatalan ini dilakukan setelah Kepala Dishub Tulungagung, Johanes Bagus Kuncoro dipanggil Sekda selaku Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

Sekda meminta agar Dishub memaksimalkan dana untuk operasional bus sekolah.

“Setelah dikonsultasikan ke sekolah-sekolah, akhirnya kami batalkan. Sampai kapan, akan dihitung terus,” ujar Bagus.

Lanjutnya, Dishub mendapatkan tambahan dana Rp 100 juta melalui perubahan anggaran keuangan (PAK).

Baca juga: Dishub Tulungagung Beber Beban Biaya yang Dibutuhkan Sampai Terpaksa Pangkas Operasional Bus Sekolah

Dari anggaran itu dialokasikan sekitar Rp 78 juta untuk pemeliharaan.

Anggaran pemeliharaan ini bukan hanya untuk bus sekolah, namun juga 3 kendaraan Patwal dan 3 mobil crane untuk perbaikan Penerangan Jalan Umum (PJU).

“Di akhir tahun ini memang fokus kami sebenarnya untuk perbaikan dan pemeliharaan. Dengan begitu kendaraan tetap aman dan nyaman,” sambung Bagus.

Jika seluruh anggaran diminta untuk bahan bakar, maka pos untuk pemeliharaan jadi tidak ada dana.

Sedangkan 9 bus sekolah menghabiskan anggaran untuk bahan bakar sebesar Rp 51 juta per bulan.

Jika pun memaksimalkan dana yang ada, maka dana operasional 9 bus sekolah, 3 patwal dan 3 mobil crane juga tidak cukup untuk satu bulan.

“Kami tidak tahu teknis pembiayaannya nanti. Sambil jalan kita pacu, semoga sampai akhir Desember,” tegas Bagus.

Lebih jauh, Bagus mengaku harus melaporkan kekurangan anggaran ini ke bupati.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved