Kelangkaan Elpiji 3 Kg

Elpiji Langka Tak Masalah, Warga Sekitar TPA Talangagung Malang Pakai Kompor Biogas

Bagi warga sekitar TPA Talangagung, kelangkaan elpiji 3 kg bukan masalah penting. Mereka selama ini memakai kompor biogas yang memanfaatkan sampah

Editor: eben haezer
ist
Aniyatul (36) warga Dusun Kasin, Desa Talangagung, kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jatim, sehari-hari memasak menggunakan kompor berenergi biogas dar gas metana yang berasal dari sampah di TPA Talangagung, Kamis (27/7/2023). 

Tak hanya itu, ia juga tidak dikenakan biaya setiap bulannya atas biogas yang ia gunakan untuk memasak sehari-hari. 

"Mulai dari pemasangan, sampai penggunaan sehari-hari tidak ada pungutan biaya, semuanya gratis," imbuhnya. 

Secara terpisah, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, Renung Rubiyataji melalui Rudi, seorang staf TPA Talangagung mengatakan, sebanyak 300 warga yang sudah menggunakan kompor biogas ini.

Rudi memaparkan, inovasi kompor yang berasal dari gas metana ini sudah dilakukan sejak 2009 silam. 

"Kita sudah mulai dari 2009, kita kembangkan sedemikian rupa dengan teknologi seadanya, sehingga pada 2011 sudah dilaunching oleh Gubernur Jawa Timur sebagai kawasan mandiri energi," kata Rudi ketika ditemui di TPA Talangagung, Kamis (27/7/2023).

Awal mula muncul ide pembuatan kompor berbahan bakar biogas, dikatakan Rudi berangkat dari pengendalian gas metana. 

Di mana di TPA Talangagung, jenis sampah yang paling banyak ditemui berupa sampah organik. Sampah organik merupakan salah satu penghasil gas metan. Di sisi lain, gas metan ini berkontribusi besar terhadap pemanasan global. 

Berangkat dari hal itu, pengendalian gas metana dari sampah mulai dilakukan. 

"Tumpukan sampah kita olah, kita pasang penangkap gasnya, setelah itu gas mengalit ke pipa, sebelumnya memasuki proses pemurnian terlebih dahilu," sebutnya. 

Rudi mengaku, kompor biogas ini merupakan pioneer dari beberapa TPA lainnya. Sehingga, banyak dari beberapa daerah melakuka studi banding ke TPA Talangagung untuk menirunya. 

"Kita berharap ini bisa ditirukan di beberapa TPA di Indonesia, karena TPA harus ramah lingkungan juga berwawasan ekonomi," imbuhnya. 

Selain bermanfaat untuk warga sekitar, proses pengendalian sampah ini juga dapat mempercepat pemrosesan sampah. 

"Ini bisa mempercepat penguraian sampah, sehingga masa pakai dari TPA akan jauh lebih lama," tukasnya.

(lu'lu'ul isnainiyah/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer


Foto: Aniyatul (36) warga Dusun Kasin, Desa Talangagung sehari-hari memasak menggunakan kompor berenergi biogas dar gas metana yang berasal dari sampah di TPA Talangagung, Kamis (27/7/2023).

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved