Kapal Terdampar di Pantai Niyama

Cerita Nahkoda Kapal Penangkap Ikan Lihat Anak Buahnya Tewas Diterjang Ombak Pantai Niyama

Berikut kronologi tewasnya anak buah kapal (ABK) kapal penangkap ikan yang terdampar di Pantai Niyama TUlungagung

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Wong A Gu, nahkoda kapal ikan KM Jaya Utama 12 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Wong A Gu (64) Nahkoda Kapal Motor (KM) Jaya Utama 12 terlihat masih syok usai kapalnya kandas di Pantai Niyama Desa/Kecamatan Besuki, Jumat (7/7/2023) kemarin.

Dalam kejadian ini, satu Anak Buah Kapal (ABK) bernama Andi Pratama (41) asal Kabupaten Bogor, Jawa Barat meninggal dunia.

Nahkoda senior asal Asahan Sumatera Utara ini mengatakan, KM Jaya Mulia 12 berangkat pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara sejak Februari 2023.

Baca juga: 12 ABK Kapal Ikan yang Terdampar di Pantai Niyama Tulungagung Dievakuasi, 1 Meninggal Dunia

“Tapi setiap bulan kami bersandar di (Pantai) Popoh (Tulungagung). Kami turunkan hasil tangkapan sama isi perbekalan,” terang Wong, saat ditemui di Kantor UPT Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur di Pantai Popoh Tulungagung.

Terakhir Wong berangkat melaut dari Pantai Popoh pada Juni 2023.

Kapal penangkap ikan ini kembali ke Teluk Popoh pada Minggu (2/7/2023) kemarin.

Saat itu ada 21 ton hasil tangkapan yang sudah diturunkan dari kapal, dan masih ada tersisa sekitar 1 ton.

Baca juga: Kapal Penangkap Ikan Terdampar di Pantai Niyama Tulungagung Setelah Dihantam Ombak Besar

“Kami labuh jangkar karena ombaknya tinggi. Biasa kami berlindung di Popoh,” ucap Wong.

Saat itu ada 31 ABK yang ikut KM Jaya Utama melaut dan sandar di Teluk Popoh.

Selama labuh jangkar ada 18 ABK yang turun ke pelabuhan, ada pula yang pulang.

Sisanya, 13 orang bertahan di atas kapal bersama Wong.

Sejak Kamis malam Wong mengaku tidak bisa tidur karena ombak besar menghantam kapal.

Situasi sedikit reda pada Jumat dini hari sehingga Wong memberanikan diri untuk tidur.

Namun saat itu ternyata tali jangkar malah putus, sekitar pukul 03.00 WIB  dan kapal terbawa ke tapi, hingga kandas di Pantai Niyama.

“Saat itu mesin kapal tidak bisa dihidupkan, kapal akhirnya terdampar,” ucapnya.

Tim SAR akhirnya tiba untuk mengevakuasi semua yang ada di atas kapal.

Namun Tim SAR juga kesulitan karena ombak sangat besar, sementara posisi kapal ada di mulut Sungai Niyama.

Air sungai juga mengalir deras menghantam kapal dari arah darat.

Lalu diputuskan evakuasi dilakukan menggunakan tali yang diikatkan ke tubuh ABK dengan mengenakan pelampung.

Saat itu Andi turun dengan dua ABK lain sambil membawa barang bawaannya yang diikatkan di pingang.

Wong A Gu sudah melarangnya, namun Andi nekat dan mengabaikan instruksi Wong.

“Karena saat itu saya melihat ombak sangat besar, bahaya kalau bawa barang bawaan. Karena itu saya sempat melarangnya,” ungkapnya.

Benar saja, saat Andi terjun ke air dia mulai terbebani barang bawaan yang diikat di pingang.

Dua temannya sebenarnya mengalami hal yang sama, namun mereka segera membuang barang yang dibawanya.

Andi kesulitan membuang barang bawaan karena terlanjur diikat kuat di pinggang.

Saat Tim SAR mulai menarik mereka ke tepi, berulang kali Andi tenggelam.

Sampai di darat kondisinya sudah kritis karena diduga banyak kemasukan air.

Andi meninggal dunia saat dibawa ke Puskesmas Besuki untuk mendapatkan pertolongan medis.

“Kondisi perutnya besar, mungkin kemasukan air. Barang bawaannya juga masih utuh menempel,”

kenang Wong A Gu.

Wong bersama pada ABK masih menunggu kondisi cuaca membaik.

Nantinya setelah memungkinkan, air dari dalam KM Jaya Utama 12 akan disedot.

Diharapkan kapal ini bisa ditarik dan diperbaiki agar bisa difungsikan lagi.

Bupati Memberikan Bantuan

Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, menemui Wong bersama para ABK yang selamat.

Kepada Wong, Bupati memberikan bantuan uang untuk kebutuhan selama di Pantai Popoh.

Selain itu Bupati juga memberikan bantuan paket sembako untuk setiap ABK.

“Saya perintahkan Puskesmas untuk memastikan kondisi kesehatan mereka. Lalu di Forkopimcam, ada juga TNI AL di sini, saya minta mereka diberi tumpangan selama di Pantai Popoh,” ujar Bupati.

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved