Ekskavasi Candi Gedog
Wujud Asli Candi Gedog Kota Blitar Pelan-pelan Mulai Terungkap
Wujud asli Candi Gedog di Sananwetan Kota Blitar, pelan-pelan mulai terungkap setelah ekskavasi tahap 5 memasuki hari ketujuh
Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - Gambaran denah situs Candi Gedog di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, secara perlahan mulai terlihat.
Temuan beberapa data arkeologis di hari ketujuh ekskavasi tahap 5 Candi Gedog atau Senin (19/6/2023), semakin mengungkap gambaran situs Candi Gedog.
Ketua Tim Ekskavasi Candi Gedog dari Balai Pelestarian Kebudayaan (Bapelbud) Wilayah XI Jatim, Nugroho Harjo Lukito mengatakan ada temuan data arkeologis di tiga titik pada hari ketujuh ekskavasi Candi Gedog.
Baca juga: Hari Ketiga Ekskavasi Candi Gedog Kota Blitar, ini yang Ditemukan Tim Bapelbud Jatim
Dua titik temuan berada di sisi utara atau barat laut dari struktur Candi Gedog dan satu titik berada di sebelah barat struktur Candi Gedog.
"Hari ketujuh ekskavasi ada temuan di tiga titik. Dua titik di sisi utara atau barat laut dari struktur Candi Gedog, yang kami perkirakan pagar kedua," kata Nugroho, Senin (19/6/2023).
"Kemudian titik ketiga ada di sawah di sebelah barat struktur Candi Gedog, posisinya di bawah dekat sungai atau saluran irigasi. Titik ketiga ini merupakan struktur yang kami lihat indikasi menyerupai saluran air terbuka, orientasi arahnya utara-selatan," lanjut Nugroho.
Dikatakannya, tim mencoba menggali lagi jarak 30 meter yang posisinya segaris dari temuan di titik ketiga yang diduga struktur saluran air dan ternyata masih menemukan struktur yang sama.
"Kami duga struktur itu menyambung. Karena kami tarik garis lurus, itu segaris," ujarnya.
Nugroho menjelaskan, temuan diduga struktur saluran air, itu diperkirakan bukan saluran air biasa. Karena di sisi selatan atau ujung struktur diduga saluran air, itu posisinya melebar semacam selasar bata.
"Jadi, ini bisa jadi bukan hanya sebuah struktur saluran air biasa dalam arti saluran air pengangkut. Tapi, ada juga di situ (saluran air) semacam bak kontrol," katanya.
Nugroho melihat struktur saluran air tidak mengarah ke arah tertentu. Struktur saluran air yang ditemukan buntu atau berhenti di sisi selatan.
"Mungkin ini saluran air yang bisa dikatakan saluran air penampung, tapi kami belum tahu persisnya. Kalau saluran air penampung, harus dicari lantainya. Karena saluran air penampung di bawahnya ada lantai, agar air tidak meresap turun," ujarnya.
Menurut Nugroho, temuan struktur saluran air itu masih ada hubungannya dengan struktur Candi Gedog.
Karena, kata Nugroho, bangunan suci sebuah candi, pada umumnya tidak jauh dari mata air bersih.
Biasanya, air digunakan sebagai salah satu sarana dalam aktivitas religi masyarakat di candi. Air dipakai untuk pencucian diri maupun sebagai air suci atau dalam proses religi dipakai sebagai air percikan.
"Jadi, intinya air itu digunakan untuk ritual juga. Saluran air erat dengan bangunan candi yang menjadi satu kesatuan bangunan fungsi Candi Gedog, bukan digunakan untuk irigasi pertanian," jelasnya.
Untuk temuan struktur pagar kedua di sisi utara, menurut Nugroho sudah ditampakkan sepanjang tujuh meter.
Tapi, banyak bata di bagian luar atau sisi pagar sudah hilang hanya sisa bagian dalam. Diperkirakan lebar dinding pagar kedua sekitar 120 cm.
"Kalau dibandingkan pagar dalam atau pagar bangunan utama candi, lebih lebar pagar kedua. Lebar pagar dalam sekitar 80 cm," katanya.
Tim Bapelbud juga menemukan lagi satu bangunan pendukung di dalam temuan pagar kedua. Bangunan pendukung itu bentuknya hampir sama dengan temuan bangunan balai atau gazebo sebelumnya.
Bangunan pendukung itu diperkirakan bangunan semi permanen kombinasi bata dan kayu. Biasanya susunan bata pada bangunan pendukung tidak tidak terlalu tinggi, hanya lima sampai enam lapis saja.
Kemudian di atas susunan bata menggunakan kayu dan atap genteng. "Modelnya, sama seperti bangunan yang ditemukan sebelumnya. Tapi dimensi lebih kecil, kayak bilik kecil," ujarnya.
Menurutnya, di bangunan candi yang relatif besar, pasti ada lebih dari satu atau dua bangunan pendukung yang fungsinya untuk menampung umatnya dalam jumlah banyak.
"Ini masih di satu sisi utara pintu masuk candi yang kami temukan, kami belum melihat di sisi selatan pintu masuk yang masih berupa persawahan, mungkin masih ada bangunan pendukung lagi," katanya.
Dengan tambahan temuan beberapa struktur itu, secara garis besar, Nugroho menggambarkan bangunan Candi Gedog mempunyai dua pagar, yang mengelilingi candi dan di dalamnya ada bangunan sebagai pendukung.
Bangunan pendukung candi bisa berupa pendapa utama, lalu balai kecil dimungkinkan berjumlah lebih dari satu.
Kemudian di bagian bawah ada petirtaan. Orang sebelum masuk ke candi harus membersihkan diri di petirtaan di bagian bawah sebelah utara candi.
"Kalau gambaran secara utuh Candi Gedog masih agak susah. Tapi secara garis besar, gambaran Candi Gedog dari struktur yang sudah kami temukan, candi ini mempunyai dua pagar, yang mengelilingi candi dan di dalamnya ada bangunan pendukung. Kemudian di bagian bawah ada petirtaan untuk membersihkan diri sebelum masuk ke candi," katanya.
(samsul hadi/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Banyak Temuan Baru, Situs Candi Gedog Kota Blitar Bisa Dikembangkan Jadi Taman Budaya Terbuka |
![]() |
---|
Temuan Struktur Petirtaan di Situs Candi Gedog Kota Blitar: Bukti Arkeologis Legenda Joko Pangon |
![]() |
---|
Hari Ketiga Ekskavasi Candi Gedog Kota Blitar, ini yang Ditemukan Tim Bapelbud Jatim |
![]() |
---|
Bapelbud Jatim Anggarkan Rp 130 Juta Untuk Ekskavasi Tahap 5 Candi Gedog Kota Blitar |
![]() |
---|
Ekskavasi Tahap 5 Candi Gedog Kota Blitar, Tim Bapelbud Jatim Lanjutkan Penggalian di Sisi Barat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.