Berita Terbaru Kabupaten Probolinggo

Balap Marmut di Desa Pohsangit Lor Probolinggo: Dulu Hiburan Anak-anak, Sekarang Jadi Tradisi

Lomba balap marmut di Desa Pohsangit Lor, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo, menjadi tradisi yang selalu dinanti-nanti warga setempat. 

Editor: eben haezer
danendra kusumawardana
Lomba balap marmut di desa Pohsangit Lor, kabupaten Probolinggo 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Lomba balap marmut di Desa Pohsangit Lor, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo, menjadi tradisi yang selalu dinanti-nanti warga setempat. 

Di ajang ini, para peserta menurunkan marmut andalannya.

Lomba balap marmut sendiri sudah menjadi tradisi bagi warga setempat.

Baca juga: Ecoton Temukan Partikel Mikro Plastik di Air Sungai Plosokandang Tulungagung, Bahaya Untuk Kesuburan

Panitia Balap Marmut, Samsul Arifin mengatakan peserta yang ikuti serta dalam lomba ada 50 orang.

Peserta tak datang dari wilayah Probolinggo saja. Melainkan juga Lumajang dan Jember.

"Marmut-marmut ini balapan di trek lurus seperti  drag race. Panjang lintasan sepanjang 40 meter dan lebar 1,5 meter. Tiap pertandingan ada dua marmut yang turun di lintasan," katanya, Minggu  (11/6/2023).

Dia menceritakan, awalnya perlombaan ini digelar untuk warga dan anak-anak sekitar yang yang menyukai marmut. Berselang waktu lomba ini menjadi tradisi, bahkan banyak warga luar kota yang mendaftar.

Umumnya, perlombaan balap marmut digelar di musim kemarau.

Perlombaan balap marmut selalu jadi perhatian serta paling ditunggu warga.

Buktinya, saat lomba dilangsungkan, jumlah penonton membludak.

Hal ini membuat atmosfer pertandingan makin seru dan meriah.

"Dalam perlombaan diambil 6 juara. Meskipun hadiahnya tidak besar, yang diambilkan dari uang pendaftatan. Namun, yang kami cari adalah kebersamaan dan menjaga tradisi di kampung ini," jelasnya.

Salah satu peserta balap marmut asal Lumajang, Saiful Anam menyebut dalam lomba kali ini, dia menurunkan lima ekor marmut berjenis lokal jagoannya.

Usia marmut yang turun lomba mayoritas tiga bulan.

"Beberapa dari marmut yang dilombakan ada yang telah membawa pulang hingga 50 trofi juara. Semakin banyak trofi yang diraih semakin mahal pula harganya. Marmut milik saya pernah ditawar Rp 3,5 juta," ungkapnya.

Sebelum mengikuti lomba, dia mempersiapkan marmutnya selama sepekan.

Persiapannya antara lain melatih kecepatan lari sampai memberikan jamu dari sari rempah-rempah.

"Mudah-mudahan marmut saya bisa memenangkan lomba kali ini. Koleksi trofi pun bertambah," pungkasnya.

(danendra kusumawardana/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved